Ikhbar.com: Film Superman garapan sutradara James Gunn menuai spekulasi di antara fans setelah dirilis pada Juli 2025. Meski berlatar konflik fiktif antara dua negara rekaan, Boravia dan Jarhanpur, banyak kritikus menilai film ini menyindir konflik nyata antara Israel dan Palestina.
Boravia digambarkan sebagai negara kaya dan militeristik yang didukung Amerika Serikat (AS), sementara Jarhanpur sebagai wilayah miskin yang warganya kerap menjadi korban serangan udara dan pengusiran.
Visualisasi ini dianggap terlalu mirip dengan realitas di Gaza, hingga film tersebut dicap “anti-Israel” oleh sebagian pihak.
Baca: Film Kolaborasi Sineas Palestina dan Israel Menang Oscar
Di media sosial, beredar beragam komentar tentang betapa anti-Israel dan pro-Palestina film Superman. Sementara itu, sejumlah media Arab menilai film ini sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.
Namun, James Gunn membantah tudingan tersebut.
“Saat saya menulis naskah ini, konflik di Timur Tengah belum terjadi,” jelasnya, dikutip dari The Times of India, pada Rabu, 16 Juli 2025.
Menurut Gunn, film ini lebih berfokus pada dilema moral Superman sebagai imigran yang mencoba berlaku adil di dunia yang abu-abu.
Baca: Kepergok Hapus Belasan Film Kategori ‘Palestina,’ Ini Klarifikasi Netflix
Namun, para pengamat budaya menyebut bahwa niat sutradara tak lagi relevan ketika visualisasi dan narasi dalam film begitu jelas menggambarkan ketimpangan kekuasaan dan penderitaan sipil, elemen yang identik dengan isu Palestina.
Walau tak menyebut nama Israel atau Palestina secara eksplisit, Superman versi baru itu tetap menyeret penonton ke dalam perdebatan geopolitik yang sedang memanas di dunia nyata.