Ratusan Warga NU Surabaya Konvoi Sepeda Kuno Kenang Resolusi Jihad

Warga Nahdliyin Surabaya peringati Hari Santri 2024 dengan berkonvoi sepeda tua. Foto: Dok. PCNU Kota surabaya)

Ikhbar.com: Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya punya cara sendiri dalam merayakan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024. Mereka mengekspresikan hari besar yang jatuh tiap 22 Oktober itu dengan konvoi sepeda kuno untuk mengenang peristiwa resolusi jihad.

Selain konvoi sepeda kuno yang diikuti 150 peserta pada Ahad, 13 Oktober 2024 mulai pukul 06.00 WIB, pihak panitia juga menggelar ziarah ke sejumlah makam muassis atau pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Acara tersebut diikuti sejumlah tokoh di Surabaya, mulai dari Pj. Walikota, Hj Restu Novi Widiani, Sekretaris Kota Surabaya, H Iksan,  Ketua PCNU, KH Masduki Toha, dan sejumlah kiai setempat.

Kegiatan napak tilas dalam rangka memperingati HSN 2024 tersebut dimulai dengan ziarah ke makam KH Ridlwan Abdullah di Pemakaman Tembok Surabaya. Acara tedebut sekaligus mendoakan KH Thohir Bakri dan sejumlah tokoh lainnya yang tergabung dalam Laskar Hizbullah dan Laskar Sabilillah pada saat Pertempuran 10 November 1945.

Ketua PCNU Surabaya, KH Masduki Toha mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mengambil semangat para pejuang dan muassis NU dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Baca: Hari Santri Termasuk Libur Nasional atau tidak? Yuk Baca Aturannya

“Alhamdulillah, warga NU begitu bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini. Semuanya untuk mengambil obor semangat para pejuang dan muassis NU. Beliau-beliau yang telah membuka jalan bagi generasi penerus sekarang ini,” ujar dia dalam keterangan pada pers yang diterima Ikhbar.com pada Ahad, 13 Oktober 2024.

Setelah berziarah ke makam ziarah ke makam KH Ridlwan Abdullah, peserta kemudian melanjutkan dengan berjalan menuju kompleks Masjid Agung Sunan Ampel untuk berziarah ke president Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO) atau Ketua Umum PBNU pertama pada berdiri NU pada 31 Januari 1926, KH Hasan Gipo.

Setelah itu, peserta menuju Pemakaman Rangkah untuk berziarah ke pencetus nama Nahdlatul Ulama (NU), KH Mas Alwi bin Abdul Aziz. Ziarah muassis NU berlanjut ke makam KH Ahmad Dahlan Akhyad Kebondalem di Pemakaman Pegirian dan Kiai Dahlan Akhyad yang dikenal sebagai salah satu tokoh penggerak Tashwirul Afkar (Tanki Pemikiran) dan Wakil Rais mendampingi Rais Akbar NU Hadratusyekh KH Hasyim Asy’ari. 

Kegiatan berakhir di Monumen Resolusi Jihad NU atau kantor PCNU Kota Surabaya, Jl Bubutan VI no 2 sekitar pukul 11.00 WIB. Lokasi tersebut pernah dijadikan kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia 1945-1949. 

Di Monumen Resolusi Jihad NU, diadakan orasi kebangsaan disampaikan sejarawan NU, Riadi Ngasinan. Penulis buku “Resolusi Jihad NU, Perang Sabil di Surabaya tahun 1945″ itu mengungkapkan relasi Fatwa Jihad KH Hasyim Asy’ari, yang menjadi pijakan Resolusi Jihad NU, dan berkobarnya Pertempuran 10 November 1945.

“Ketika setiap mengawali pidato dengan basmalah dan mengakhiri dengan takbir 3 kali, pidato Bung Tomo tak lepas dari ijazah doa dari para ulama pejuang kemerdekaan kita,” tuturnya. 

Selain Napak Tilas Pejuang dan ziarah muassis NU, PCNU Kota Surabaya juga menggelar drama kolosal Resolusi Jihad NU di Tugu Pahlawan. Selain itu, juga diadakan Istighasah dan Doa Bersama untuk para syuhada, para mujahid, perang kemerdekaan Indonesia. 

“Alhamdulillah, kami mendapat dukungan sepenuhnya baik dari Pemkot Surabaya, PBNU dan PWNU Jatim. Belum lagi kegiatan yang diadakan badan otonom PCNU dan lembaga-lembaga di lingkungan PCNU Surabaya, memberikan semangat akan kehadiran NU di kota Pahlawan. Kota kelahiran NU,” kata H Masduki Toha, didampingi sekretaris panitia H Moch Saiful Bachri.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.