Ikhbar.com: Fenomena aneh terjadi di Gurun Atacama di Cile, Amerika Selatan. Bunga-bunga berwarna putih dan ungu tiba-tiba bermekaran di salah satu wilayah paling kering di muka bumi tersebut.
Gurun Atacama juga merupakan zona yang paling jarang turun hujan. Saking keringnya, peneliti NASA sering menggunakan gurun tersebut sebagai habitat tempat eksperimen pengganti planet lain.
Namun, kombinasi antara sedikit air hujan dan kenaikan temperatur itu justru telah membuat benih yang lama terkubur di gurun dan menjalani “tidur panjang” menjadi tumbuh dan berkembang.
“Fenomena kemunculan bunga ini terjadi di luar jadwal. Pasalnya, wilayah di selatan Khatulistiwa termasuk Gurun Atacama saat ini sedang melalui musim dingin. Mekar bunga di tengah Gurun Atacama pernah terjadi dua tahun sekali saat musim semi yang berlangsung singkat menjelang akhir tahun,” kata ahli biologi asal Cile, Cesar Pizarro, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin, 22 Juli 2024.
Baca: Mengapa Arab Saudi Sangat Panas?
Menurutnya, El Nino-lah yang menyebabkan perubahan cuaca di Cile. Hujan yang terjadi lebih awal membuat benih bunga nolana (yang mampu bertahan di wilayah kering) tumbuh dan mekar lebih awal.
Dia menyatakan bunga yang bermekaran bukan tanda musim semi karena hanya terjadi di beberapa wilayah kecil. Terakhir kali bunga di Gurun Atacama mekar lebih awal adalah pada 2015.
“Namun, El Nino masih menyimpan potensi membawa lebih banyak hujan ke Gurun Atacama. Artinya, ada kemungkinan makin banyak bunga ‘dipaksa’ mekar,” katanya.
Baca: 2023 Dinobatkan Jadi Tahun Terpanas dalam 1.000 Abad Terakhir
Tidak semua wilayah seberuntung gurun di Cile yang menikmati temperatur yang lebih hangat dan lebih banyak hujan. El Nino justru menyebabkan lokasi lain seperti di Eropa dan Amerika Serikat, panas mendidih.
Fenomena El Nino sebetulnya sudah berakhir pada akhir Juni. Namun, gelombang panas masih dirasakan di beberapa tempat di dunia.