Ikhbar.com: Film yang menceritakan kehidupan ulama ternama di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari resmi ditayangkan di bioskop Kota Cinema Mall (KCM) Belda, Banjarmasin, pada Selasa (20/12).
Penayangan perdana film yang dibuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel tersebut diresmikan Wakil Gubernur Muhidin didampingi para pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Muhidin menyampaikan apresiasi film berjudul ‘Matahari dari Bumi Banjar’ sebagai pengingat ketokohan ulama yang lahir pada tahun 1710 dan meninggal tahun 1812 tersebut.
Menurut dia, ketokohan ulama yang lebih masyhur disebut Datu Kalampaian itu tidak hanya terkenal di daerah Kalsel, tetapi juga di tingkat nasional hingga mancanegara.
“Jasa dan dedikasi beliau (Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari) sangat besar bagi daerah ini dan negeri ini pada umumnya,” kata Muhidin.
Bahkan keturunan ulama yang menulis kitab ilmu fikih ‘Sabilal Muhtadin’ ini banyak yang menjadi ulama besar, sebut saja KH Muhammad Zaini bin Abdul Gani atau Guru Sakumpul Martapura.
Dengan adanya film tentang perjalanan dakwah ulama yang menempuh pendidikan di Timur Tengah tersebut, kata Muhidin, ini menjadi pengingat dan catatan sejarah bagi generasi selanjutnya, akan besarnya ulama di tanah Banjar.
Termasuk juga, Kesultanan Banjar pada masa itu, di mana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sangat dihormati dan dimuliakan sebagai tokoh agama.
Alur cerita film dimulai dari kepulangan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dari Timur Tengah ke Indonesia, sebelum ke tanah Banjar singgah dulu bersama para sahabatnya di Betawi atau Jakarta.
Sejak tinggal di Jakarta, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sudah menunjukkan keilmuannya. Salah satunya memperbaiki arah kiblat masjid-masjid karena dia ahli dalam ilmu falak atau astronomi.
Di Banjar, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari pun banyak menyampaikan ilmu-ilmu agama Islam hingga fatwa tentang hukum syariat yang kemudian ditaati masyarakat.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disdikbud Provinsi Kalsel, Hilda mengungkapkan, film ini diproduksi menggunakan APBD provinsi sekitar Rp4 miliar dan tidak untuk dikomersilkan.
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari tokoh yang sangat berjasa bagi daerah Kalsel hingga Indonesia, karenanya diajukan untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.
Menurut dia, sesuai arahan Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, ketokohan ulama ini harus bisa diabadikan dalam sebuah film layar lebar hingga bisa terus dikenang besar jasanya bagi negeri ini.
Menurut dia, film ini akan di putar kembali di pusat perfilman nasional di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.
Dia pun mengungkapkan kenapa dalam film tersebut wajah sosok Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari tidak ditayangkan langsung, karena itu sesuai keinginan ahli warisnya.
“Tapi petuah beliau sangat bermakna bagi pendidikan masyarakat,” ujarnya.