200 Ribu Penerima Bansos Dicoret Pemerintah karena Terlibat Judol

Ilustrasi bansos. Foto: Shutterstock

Ikhbar.com: Menteri Sosial (Mensos) KH Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, mengumumkan bahwa pemerintah telah mencabut hak lebih dari 200 ribu penerima bantuan sosial (bansos) yang diduga kuat terlibat dalam praktik judi online (judol).

Temuan ini berasal dari hasil investigasi dan analisis yang dilakukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terhadap sekitar 600 ribu rekening milik keluarga penerima manfaat (KPM) yang diduga melakukan transaksi terkait judol.

“Yang sudah lebih dulu kita keluarkan dari daftar itu sekitar 200 ribu. Mereka tidak lagi menerima bantuan karena terindikasi aktif bermain judol,” ujar Gus Ipul saat meninjau kegiatan Sekolah Rakyat di Solo pada Ahad, 20 Juli 2025.

Sementara itu, sebanyak 400 ribu rekening lainnya masih dalam proses verifikasi lanjutan. Kementerian Sosial, menurut Gus Ipul, akan terus menindaklanjuti dan mencoret dari daftar jika terbukti melakukan aktivitas serupa.

Baca: Mensos: 500 Ribu Penerima Bansos Ketahuan Main Judol

“Kalau nantinya terbukti juga terlibat, tentu akan kita coret seperti yang sebelumnya,” tambahnya.

Ia menjelaskan, kebijakan pencoretan ini mulai diberlakukan pada triwulan kedua tahun ini. Sementara proses penyisiran data terhadap ratusan ribu penerima lainnya masih berlangsung dan berpotensi memengaruhi distribusi bansos pada triwulan ketiga.

“Kita menunggu hasil akhir evaluasi. Jika ada temuan baru, akan langsung ditindaklanjuti,” tegasnya.

Tak hanya fokus pada kasus judi online, Kemensos juga melakukan penyisiran menyeluruh terhadap data penerima bansos. Termasuk, memeriksa aktivitas mencurigakan di rekening penerima.

“Kalau ada rekening bansos dengan saldo sampai Rp5 juta, tentu akan kita telusuri lebih lanjut,” kata Gus Ipul.

Selain itu, pemerintah tengah meninjau ulang para penerima bansos yang telah mendapat bantuan selama lebih dari sepuluh tahun. Evaluasi ini dilakukan agar bantuan benar-benar menjangkau warga yang paling membutuhkan.

“Intinya adalah agar program bansos ini tepat sasaran. Kita ingin memastikan bantuan negara diterima oleh mereka yang benar-benar layak,” pungkasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.