Ikhbar.com: Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri menegaskan bahwa pers memiliki peran krusial dalam menjaga kualitas demokrasi dan memastikan arah pembangunan nasional tetap berada di jalur yang benar menuju Indonesia Emas 2045.
Penegasan itu ia sampaikan dalam kegiatan diskusi yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Cirebon pada Rabu, 19 November 2025. Kegiatan yang berlangsung di Mall UMKM Kota Cirebon itu mengusung tema “Pers Menatap Indonesia Emas 2045.”
Dalam paparannya, Prof. Rokhmin menyebut bahwa pers tidak hanya berfungsi menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi penyangga integritas proses demokrasi.
“Pers adalah pilar keempat demokrasi yang wajib menjalankan fungsi kontrol sosial. Ketika pers kuat dan independen, pembangunan jangka panjang bangsa dapat dikawal dengan baik,” ujar Menteri Perikanan dan Kelautan 2001-2004 itu.
Prof. Rokhmin memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia, mulai dari perlambatan pertumbuhan ekonomi, ketimpangan sosial, hingga dinamika global seperti perang, perubahan iklim, disrupsi teknologi, dan ancaman krisis pangan-energi. Situasi ini, menurutnya, membutuhkan stabilitas keinformasi yang hanya dapat dijaga oleh pers yang profesional.
Ia menilai, pada satu dekade terakhir, sejumlah indikator ekonomi menunjukkan tren yang perlu diwaspadai. Misalnya, relokasi industri yang tak kunjung masuk ke Indonesia, tingginya tingkat pengangguran terselubung, hingga penurunan kelas menengah.
Baca: Prof Rokhmin: Ziswaf Produktif Adalah Kunci Kebangkitan Ekonomi Umat
“Di tengah berbagai tantangan ini, peran pers sangat vital, terutama dalam memastikan publik memperoleh informasi yang benar, jernih, dan berbasis data,” katanya.
Guru Besar IPB University itu juga menyoroti kondisi kebebasan pers yang cenderung menurun. Ia mengutip berbagai temuan lembaga nasional dan internasional yang menunjukkan adanya tekanan terhadap jurnalis, mulai dari serangan digital, intimidasi, hingga kriminalisasi melalui regulasi yang dianggap mengandung pasal karet.
Dalam konteks ini, Prof. Rokhmin mengingatkan bahwa pemenuhan visi Indonesia Emas 2045 sangat bergantung pada keterbukaan informasi dan ekosistem media yang sehat.
“Jika ruang kebebasan pers menyempit, maka ruang demokrasi ikut melemah. Negara membutuhkan pers yang independen untuk memastikan setiap kebijakan tidak melenceng dari tujuan mensejahterakan rakyat,” katanya.
Selain berbicara soal pers, Prof. Rokhmin menjabarkan peta jalan pembangunan menuju Indonesia Emas 2045. Ia menekankan bahwa transformasi struktural ekonomi, peningkatan produktivitas, penguatan SDM, serta pemanfaatan teknologi adalah kunci agar Indonesia mampu keluar dari perangkap negara berpendapatan menengah.
Ia juga menyebut lima elemen penting yang harus berkolaborasi dalam kemitraan Pentahelix: pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media massa.
“Media bukan sekadar penyampai informasi, tetapi bagian dari ekosistem pembangunan nasional,” tegasnya.
Dalam sesi akhir paparan, Prof. Rokhmin mengajak insan pers menjaga profesionalitas dan meningkatkan kemampuan literasi digital untuk menghadapi banjir informasi era digital. Ia juga menekankan pentingnya jurnalisme data dan investigasi sebagai benteng melawan disinformasi.
“Hoaks dan disinformasi adalah musuh bersama. Jika tidak dikendalikan, ini bisa mengoyak persatuan bangsa. Di sinilah pers berperan memastikan publik mendapat informasi yang benar,” ujarnya.