Ikhbar.com: Menteri Agama (Menag) Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar menegaskan bahwa generasi muda hanya dapat tampil sebagai pemimpin tangguh jika menguasai empat talenta strategis dan etika kepemimpinan yang kokoh. Pesan ini ia sampaikan langsung kepada para kader Rohani Islam (Rohis) sebagai bekal menjadi bagian dari Indonesia Emas 2025.
Dalam arahannya pada Kongres Rohis Indonesia 2025 di Jakarta, Menag menjelaskan bahwa kecerdasan intelektual tidak cukup untuk menghadapi tantangan global.
Ia menyebut empat talenta utama yang wajib dimiliki generasi muda, yaitu kedalaman seni untuk membentuk kehalusan jiwa, ketahanan olahraga sebagai penguat fisik, penguasaan bahasa asing, terutama Arab dan Inggris, serta kemampuan berbicara di depan publik untuk menyampaikan kebenaran dengan percaya diri.
“Sepintar apa pun kalian kalau tidak berani berdialog, orang tidak tahu kepintarannya,” kata Menag di Jakarta, Jumat, 14 November 2025.
Baca: Daftar Juara Kongres Rohis 2025
Di hadapan ratusan kader Rohis tingkat SMA/sederajat, ia menegaskan bahwa pemimpin bukan hanya dibangun dari kecerdasan akademik. Fondasi spiritual yang kuat, sikap hormat kepada orang tua dan guru, serta keberanian berpikir mandiri menjadi modal penting dalam menghadapi tantangan zaman.
Menag juga mengingatkan bahwa perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 membutuhkan generasi yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga teguh dalam ibadah dan kaya nilai etika.
“Di mana pun kalian nanti berada, jangan pernah Ananda semua meninggalkan ibadah. Selalu hormat dan sayang kepada kedua orang tuanya,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa konsep “orang tua” dalam tradisi ilmiah dan spiritual Islam memiliki makna luas, mencakup orang tua kandung, guru yang membentuk kecerdasan, serta pembimbing rohani yang menguatkan spiritualitas peserta didik. Menurutnya, tokoh-tokoh besar dunia selalu memiliki hubungan batin yang kuat dengan ketiga figur tersebut.
“Orang-orang hebat di dunia itu sangat mencintai orang tuanya, apa pun agamanya,” ungkapnya.
Menag juga menekankan bahwa hubungan seorang anak dengan orang tuanya tidak terputus meski telah wafat. “Tetap mendoakan dan menziarahi. Jalinan batin itu tidak boleh terputus,” tegasnya.
Dalam pembekalan itu, Menag turut mendorong generasi muda agar berani mengambil risiko dan tidak menjauhi kegagalan. Ia menilai usia muda adalah fase terbaik untuk belajar dan membangun karakter kepemimpinan.
“Jangan takut gagal. Kegagalan itu adalah batu loncatan untuk mencapai prestasi,” tuturnya.
Kongres Rohis Indonesia 2025 yang digelar Ditjen Pendidikan Islam Kemenag mengusung tema “Mengawal Calon Pemimpin untuk Indonesia Emas 2045 (Inspiring Future Leaders for Peace and Compassion)”. Acara ini diikuti perwakilan Rohis dari seluruh provinsi sebagai wadah memperkuat karakter kepemimpinan generasi muda Islam.