Ikhbar.com: Langkah besar dilakukan dunia pendidikan internasional dengan dibukanya Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Kehadiran program ini menandai babak baru dalam diplomasi budaya dan bahasa Indonesia yang kini menembus kawasan Afrika dan Timur Tengah.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI resmi menjalin kerja sama strategis dengan Universitas Al-Azhar untuk mengembangkan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di salah satu kampus tertua dan paling berpengaruh di dunia Islam tersebut.
Melalui kerja sama ini, Indonesia tidak hanya memperluas pengaruh akademiknya, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai budaya dan literasi bangsa ke panggung global.
Peresmian program studi Bahasa dan Sastra Indonesia dilakukan pada Kamis, 6 November 2025. Diketahui, prodi tersebut sudah dihuni 350 mahasiswa baru.
Baca: Beda Mesir hingga Al-Azhar di Mata Mahasiswa dan Tangkapan Layar
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), KH Abdul Mu’ti menyatakan bahwa pembukaan program ini menjadi capaian penting dalam upaya internasionalisasi bahasa Indonesia.
“Program studi Bahasa dan Sastra Indonesia ini menjadi yang pertama di Afrika dan Timur Tengah, yang menjadi capaian penting bagi kemajuan bahasa persatuan kita,” ujar Kiai Mu’ti dikitip dari Antara pada Selasa, 11 November 2025.
Ia juga menegaskan bahwa kerja sama ini bukan sekadar urusan akademik, tetapi bentuk penghargaan atas hubungan historis antara Mesir dan Indonesia. Negara Piramida itu merupakan salah satu yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1945.
Dalam prosesi peresmian tersebut, budaya Indonesia turut ditampilkan secara megah. Penampilan seni bela diri Tapak Suci dan lantunan pantun dari para pelajar Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) berhasil mencuri perhatian publik Mesir.
“Antusiasme masyarakat Mesir sangat tinggi terhadap bahasa dan budaya Indonesia,” tutur Kiai Mu’ti.
Dari sisi diplomasi pendidikan, Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Kairo, Abdul Muta’ali, mengungkapkan bahwa proses menuju disetujuinya program studi ini memakan waktu sekitar 1 tahun 5 bulan.
“Dimulai dari penyusunan naskah akademik, izin dari Grand Syeikh Al-Azhar, lalu Dekan Fakultas Bahasa dan Terjemah, berbagai presentasi hingga rapat di Majelis Tinggi Al-Azhar,” jelasnya.
Menurut Abdul Muta’ali, keputusan resmi dikeluarkan melalui Keputusan Majelis Tinggi Al-Azhar Nomor 343 tanggal 12 Juli 2025, yang menandai pengakuan penuh terhadap pentingnya Bahasa Indonesia di lingkungan akademik internasional.
Sementara itu, Rektor Universitas Al-Azhar, Salamah Dawud, menyampaikan bahwa pembukaan program studi tersebut memperkaya jajaran bahasa yang diajarkan di Al-Azhar, yang kini mencakup sekitar 15 bahasa asing.
“Bahasa Indonesia menjadi bahasa ke-15 yang diajarkan di Universitas Al-Azhar,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada dukungan Pemerintah Indonesia, terutama dalam penyediaan tenaga pengajar berkualitas.
Salamah juga menuturkan bahwa Indonesia memiliki tempat istimewa di hati sivitas akademika Al-Azhar.
“Mahasiswa asal Indonesia dikenal berakhlak mulia dan sopan,” ungkapnya.