Ikhbar.com: Sekitar 1.200 aksi protes berlangsung serentak di 50 negara bagian Amerika Serikat (AS), serta sejumlah kota di Kanada, Meksiko, dan Eropa.
Ribuan warga turun ke jalan menentang kebijakan Presiden Donald Trump dan sekutunya, Elon Musk, yang dianggap merusak institusi negara, merumahkan pegawai pemerintah, dan memperluas kekuasaan presiden.
Di Washington D.C., lebih dari 20.000 demonstran memadati kawasan Monumen Nasional meski diguyur hujan. Mereka membawa beragam pesan, mulai dari dukungan untuk Palestina hingga penolakan terhadap tarif dagang dan kebijakan imigrasi.
Baca: Kebijakan Dagang Trump Diprediksi Beri Dampak di Indonesia, 50 Ribu Buruh Terancam PHK
“Saya protes soal semuanya, dari imigrasi, DOGE, tarif, sampai pendidikan. Negara ini sedang diserang,” ujar pensiunan ilmuwan dari New Jersey, Terry Klein, dikutip dari Reuters, pada Ahad, 6 April 2025.
Di kota lain, seperti West Palm Beach yang berjarak 6 km dari klub golf Trump di Florida, ratusan warga juga berunjuk rasa. “Pasar ambruk, Trump main golf,” bunyi salah satu poster.
Pemangkasan besar-besaran oleh Departemen Government Efficiency (DOGE) yang dikomandoi Musk, memicu kemarahan publik. Internal Revenue Service (IRS) memecat lebih dari 20.000 pegawainya, sementara Social Security Administration menghadapi ancaman serupa.
Gedung Putih membantah tuduhan bahwa Trump ingin memotong jaminan sosial.
Baca: Trump Tunjuk Elon Musk Jadi Penasihat Reformasi Birokrasi, LSM AS: Dia Tahu Apa?
“Presiden justru berkomitmen melindungi program itu,” ujar juru bicara Liz Huston.
Di Eropa, warga AS yang menetap di Berlin, Paris, Frankfurt, dan London juga menggelar aksi. Protes ini menjadi yang terbesar sejak Trump kembali menjabat pada 20 Januari, ditandai dengan rentetan kebijakan kontroversial yang disebut-sebut mengikuti agenda ultra-konservatif “Project 2025.”