Ikhbar.com: Di tengah konflik Israel-Hamas di Gaza, Palestina yang tak kunjung padam, gadis kecil bernama Sajida Musabeh (13) menemukan cara tersendiri untuk bersenang-senang.
Musabeh bersama teman-temannya mencoba membuat berbagai aksesoris menggunakan manik-manik plastik yang berwarna-warni. Kreativitasnya itu ia lakukan di depan rumah.
“Bermain dan bersenang-senang adalah satu-satunya cara bagi kami untuk meringankan beban di tengah pemboman Israel,” ujar Musabeh dikutip dari Xinhua pada Jumat, 22 Desember 2023.
Perang yang terus berkecamuk di Gaza membuat anak-anak merasa ketakutan setiap hari. Mereka dipaksa akrab dengan dentuman bom selama kurang lebih dua bulan belakangan ini.
“Perang ini sungguh sangat menakutkan. Kami mencoba untuk mengatasi ketakutan kami dengan bermain dan merasa bahwa kami berhak hidup dengan damai,” kata Musabeh.
Ibunda dari Musabeh mengatakan, dengan bermain anak-anak berusaha untuk terus menjalani kehidupan mereka di tengah konflik Israel-Hamas di Gaza.
“Bermain merupakan satu-satunya cara bagi anak-anak untuk terus hidup. Karena dengan bermain, anak-anak berusaha untuk mencintai kehidupan semaksimal mungkin dan melupakan pembunuhan,” ujar ibu dari Musabeh.
Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Adele Khader mengatakan, saat ini Gaza merupakan tempat paling berbahaya bagi anak-anak. Sebab setiap harinya puluhan anak terbunuh oleh serangan Israel.
“Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak. Laporan menunjukkan bahwa puluhan anak terbunuh dan terluka setiap harinya,” ucapnya.
Sementara itu, di ujung selatan Kota Rafah, Jamal Abu Kayed (14) juga menemukan cara untuk menghilangkan rasa takutnya. Ia memilih bermain sepak bola di dalam tempat penampungan pengungsi bersama teman-teman sebayanya.
Jamal mengaku, dirinya berusaha memanfaatkan setiap peluang untuk melepaskan diri dari mimpi buruk serangan Israel. Menurutnya, tidak ada anak yang dapat selamat dari serangan tersebut.
“Seluruh lingkungan, tempat anak-anak biasa bermain dan belajar, kini menjadi puing-puing bangunan yang hancur,” kata Jamal.
Sejak tanggal 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza. Serangan tersebut menyebabkan lebih dari 20.000 warga Palestina tewas yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.