Ikhbar.com: Studi terbaru mengungkapkan bahwa kebiasaan mengecek ponsel tanpa alasan jelas kian marak. Peneliti interaksi manusia dan komputer di London School of Economics, Maxi Heitmayer mengungkapkan, hanya 11% pengecekan ponsel dipicu oleh notifikasi.
“Sementara itu, 89 persen lainnya dilakukan tanpa alasan atau dorongan yang jelas. Hal ini menunjukkan betapa mengecek gawai telah menjadi aktivitas otomatis,” katanya, sebagaimana dikutip dari Times, Senin, 30 September 2024.
Profesor di Wharton School, Shiri Melumad juga mengatakan bahwa ponsel berfungsi seperti “empeng orang dewasa.” Orang dewasa, sejatinya serupa anak-anak yang membawa mainan atau selimut untuk rasa aman, seringkali menggantungkan diri pada ponsel sebagai sumber kenyamanan.
“Ponsel memberikan rasa aman di situasi tertentu, seperti saat merasa canggung di tempat umum,” katanya.
Baca: Studi: Tren Video Pendek di Medsos Rusak Fokus Otak Manusia
Sementara itu, profesor dari McCombs School of Business, University of Texas, Adrian Ward menyebut fenomena itu sebagai respons otomatis terhadap lingkungan modern yang penuh dengan stimulasi.
“Kebiasaan mengecek ponsel sering kali bukan karena dorongan yang disadari,” jelas Ward.
“Bahkan tidak ada niat. Ini terjadi secara otomatis,” tambahnya.
Menurut Ward, ponsel adalah “supernormal stimulus” yang menawarkan berbagai rangsangan seperti hiburan, informasi, dan koneksi sosial secara instan. Otak manusia yang secara alami mencari kesenangan atau pengalihan, kini memiliki akses tak terbatas berkat ponsel yang terus-menerus menyediakan hal-hal tersebut.
“Ponsel sekarang seperti prasmanan tak terbatas untuk otak kita,” kata Ward.
Meskipun penggunaan ponsel menawarkan manfaat tertentu, seperti menghubungi teman untuk berbagi cerita atau menonton video yang menghibur, kebiasaan berlebihan ini dapat menimbulkan masalah. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penggunaan ponsel yang tidak terkendali dapat berdampak negatif pada kualitas tidur, performa kerja, dan bahkan kesehatan mental.
Baca: Hati-hati! Anak Kecanduan HP Potensi Alami Telat Bicara
Menurut survei tahun 2022, sekitar 60% orang dewasa di Amerika Serikat merasa menggunakan ponsel terlalu sering, sementara 80% dari mereka yang berusia di bawah 30 tahun juga merasakan hal yang sama.
Untuk mengurangi kebiasaan mengecek ponsel, diperlukan langkah-langkah yang bertahap. Adrian Ward menyarankan agar tidak langsung memutus hubungan dengan ponsel secara drastis, karena hal tersebut dapat memicu kecemasan.
“Sebaliknya, mulai dengan tidak membawa ponsel saat sedang fokus pada pekerjaan penting atau saat menghabiskan waktu dengan orang terdekat. Secara bertahap, hal ini akan membantu mengurangi dorongan untuk terus mengecek ponsel,” kata Ward.
Dia juga menyarankan untuk membangun kesadaran terhadap bagaimana ponsel digunakan. Apakah ponsel digunakan untuk hal-hal yang benar-benar penting atau sekedar pengalihan perhatian dari pekerjaan yang kurang menyenangkan?
“Terkadang, perilaku kita sendiri yang menyebabkan rasa bosan itu muncul,” jelasnya.
Ward menambahkan, pemahaman bahwa ponsel bukan solusi atas setiap kebosanan atau kecanggungan sosial dapat menjadi langkah penting untuk mengurangi ketergantungan.
“Mengubah pola pikir bahwa ponsel adalah alat bantu, bukan kebutuhan utama, akan membantu dalam menekan dorongan untuk terus mengecek layar,” saran dia.