Ikhbar.com: China diklaim telah mengalahkan Amerika Serikat (AS) dalam hal pengembangan teknologi mobil listrik. Hal itu dibuktikan dengan dominasi kendaraan dengan nama lain Electric Vehicle (EV) itu di pad global.
Tidak cukup di situ, dikutip dari Reuters, China juga makin gencar melawan AS dalam hal pengembangan humanoid (robot manusia) berbasis baterai. Mereka merancang teknologi tersebut sebagai pengganti manusia dalam perakitan mobil listrik.
“Dalam Kongerensi Robot Dunia di Beijing, puluhan perusahaan China memamerkan humanoid untuk bekerja di pabrik dan gudang,” tulis Reuters dikutip pada Senin, 26 Agustus 2024.
Dalam pameran tersebut, sejumlah perusahaan teknologi China juga menampilkan beberapa komponen tertentu untuk membuat humanoid.
“Dalam satu dekade terakhir, pembuatan humanoid oleh perusahaan China itu mencontek formula teknologi mobil listrik. Sehingga pembuatannya bisa lebih cepat,” katanya.
Analis LeadLeo Research Institute, Arjen Rao mengatakan, idustri robot humanoid China memperlihatkan keuntungan yang jelas dari integrasi rantai pasokan dengan kapabilitas produksi.
Di sisi lain, pesatnya pengembangan humanoid di China disebabkan faktor dukungan dadi pemerintahan Xi Jinping.
“Pada Januari lalu, Beijing meluncurkan pendanaan senilai US$ 1,4 miliar untuk pengembangan robot. Sementara Shanghai mengumumkan rencana pendanaan pemerintah senilai US$ 1.4 miliar pada Juli lalu,” tulis Reuters.
Goldman Sachs memprediksi pada Januari lalu bahwa pasar global robot humanoid akan menyentuh angka US$ 38 miiar pada 2034 mendatang, dengan pengapalan 1,4 juta robot humanioid untuk konsumen dan industri.
CEO Shanghai Kepler Exploration Robotics, Hu Debo menjelaskan, ada banyak ruang untuk memangkas biaya. Ia mengaku, perusahaannya itu terinspirasi dari robot humanoid Tesla, Optimus. Sehingga, target yang dicanangkan jauh lebih cepat.
“China unggul dalam kecepatan dan produksi,” ujarnya.
Baca: Ada-ada Saja! China Sediakan Panti Jompo tapi untuk Anak Muda
Diketahui, saat ini perusahaan Hu sedang mengembangkan robot pekerja versi kelima untuk pabrik. Ia menargetkan harga jualnya kurang dari US$ 30.000.
Belajar dari Tesla
Cepatnya pengembangan teknologi di China tak terlepas dari pengaruh perusahaan Tesla. Hal itu diakui oleh pemerintah setempat. Mereka menyebut bahwa adanya pabrik Tesla di Shangkai pada 2019 bisa menjadi pendorong untuk mengembangkan produksi lebih baik.
Hu mengatakan, efek yang sama terjadi dari robot Optimus Tesla.
Pada 2021, untuk pertama kalinya Tesla memperkenalkan robot Optimus pada 2021. Sang CEO, Elon Musk mengatakan industri robot akan tumbuh lebih signifikan ketimbang mobil listrik yang hanya bisa berkembang secara bertahap.
Dalam pembuatan robot tersebut, Tesla mengaku menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Sementara China mampu menduplikasi teknologi yang serupa dengan memangkas harga produksi yang cukup signifikan. Hal itu lah yang membuat kagum para peneliti.
Pada konferensi di Beijing, Tesla memamerkan Optimus di samping produk Cybertruck-nya. Namun banyak yang menilai bahwa bentuknya masih kaku seperti manekin.
Ciptaan Tesla itu mendapat tamparan dari humanoid buatan China. Mereka dinilai lebih canggih karena bisa melambaikan tangan, jalan, bahkan menggaruk kepala.
Dalam pernyataannya, Tesla mengatakan akan melangkah lebih maju dengan Optimus. Tak hanya sebagai prototipe, tetapi produksinya bakal dimulai tahun depan dalam skala kecil.