Ikhbar.com: Dunia selalu mengalami perubahan yang dinamis. Kota-kota berkembang, lanskap berubah, dan iklim terus membentuk planet ini. Untuk membantu masyarakat memahami perubahan tersebut dan menjelajahi dunia di sekitar mereka, Google Earth meluncurkan berbagai pembaruan fitur yang menarik, termasuk penambahan citra sejarah yang memungkinkan pengguna untuk menjelajahi berbagai lokasi di masa lalu.
Salah satu fitur menarik yang diperkenalkan adalah kemampuan untuk melihat citra historis melalui Google Earth, baik di web maupun mobile. Dengan fitur ini, pengguna dapat menelusuri perubahan yang terjadi di lingkungan mereka selama beberapa dekade.
“Beberapa citra bahkan tersedia hingga 80 tahun yang lalu, memungkinkan pengguna untuk membandingkan kondisi masa lalu dengan saat ini,” tulis Google, sebagaimana dikutip dari laman resminya, pada Sabtu, 28 September 2024.
Baca: Google Tawarkan Uang hingga Rp1,8 Triliun, Ini Syaratnya
Misalnya, citra Danau Oroville di California menunjukkan perubahan signifikan dalam kadar airnya akibat kekeringan yang berkepanjangan. Citra tahun 2018 memperlihatkan tingkat air yang rendah, sementara citra tahun 2023 menunjukkan danau tersebut kembali terisi berkat hujan yang cukup, yang memberikan manfaat bagi penyimpanan air, pembangkit listrik, serta aktivitas rekreasi.
Tidak hanya itu, citra historis juga memungkinkan pengguna untuk melihat perubahan dramatis di berbagai lokasi sepanjang waktu. Di kota-kota besar seperti London, Berlin, Warsawa, dan Paris, pengguna dapat menjelajahi citra yang diambil sejak tahun 1930-an.
Sebagai contoh, citra hitam-putih San Francisco tahun 1938 menampilkan pelabuhan yang terutama digunakan untuk industri, berbeda dengan citra tahun 2024 yang menunjukkan dermaga yang dipenuhi restoran dan kapal pesiar.
“Guna mendapatkan pengalaman lebih mendalam, fitur Timelapse di Google Earth menyediakan visualisasi interaktif yang menunjukkan bagaimana planet ini berubah seiring waktu,” tulis mereka.
Baca: Cara Menentukan Arah Kiblat dengan Google Maps
Google Earth juga mempermudah para peneliti dan organisasi dalam menggunakan platform ini untuk proyek mereka, termasuk pembuatan peta kustom.
“Dalam waktu dekat, proyek-proyek ini akan ditampilkan di layar beranda Google Earth yang baru dirancang, sehingga kolaborasi tim menjadi lebih mudah,” tambahnya.
Selain pembaruan di Google Earth, Street View juga mengalami salah satu pembaruan terbesar dengan penambahan citra di hampir 80 negara, termasuk beberapa lokasi yang baru pertama kali memiliki citra Street View.
Street View, yang menyimpan lebih dari 280 miliar gambar dari mobil dan penjelajah Street View, memungkinkan pengguna untuk menjelajahi setiap benua dari kenyamanan rumah.
Pengguna kini dapat mengunjungi pedesaan yang indah di Bosnia dengan desa-desa abad pertengahan, pegunungan pasir di sekitar ibu kota Namibia, serta kastil dan alpen di Liechtenstein. Citra baru ini mencakup lokasi-lokasi menarik di negara-negara seperti Australia, Argentina, Brasil, Denmark, Prancis, Jepang, dan banyak lagi. Kamera baru yang ringan dan dapat dipasang di mobil juga akan mempermudah Google dalam menambah lebih banyak lokasi ke dalam Street View di masa depan.
“Google juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas citra satelit di seluruh platform Google Earth dan Maps. Dengan teknologi penghapusan awan yang baru, pengguna kini dapat melihat peta dunia yang lebih cerah dan hidup,” katanya.
Model AI Cloud Score+ yang telah dilatih dengan jutaan gambar, mampu mengenali dan menghapus awan, bayangan awan, kabut, dan embun, tanpa menghilangkan pola cuaca dunia yang nyata seperti es dan salju. Hasilnya adalah tampilan global yang lebih jelas dan akurat, memberikan pengguna pemahaman yang lebih baik tentang planet ini.
“Melalui pembaruan ini, Google Earth tidak hanya membantu pengguna memahami masa lalu dan sekarang planet kita, tetapi juga memberikan pandangan yang lebih luas dan indah tentang dunia yang kita huni,” pungkas Google.