BI: Santri Berpeluang Jadi Penggerak Ekonomi Syariah di Masa Depan

Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Imam Hartono. Foto: RRI/Magdalena Krisnawati

Ikhbar.com: Bank Indonesia (BI) memprediksi bahwa santri memiliki peran strategis untuk menjadi motor penggerak ekonomi syariah di masa depan.

Potensi tersebut terlihat setidaknya dari jumlah pesantren di Jawa Timur yang mencapai 4.450 lembaga dan sekitar 566 ribu santri. Dengan kekuatan tersebut, diharapkan santri mampu memperkuat ekonomi umat, mulai dari pendidikan hingga pemberdayaan usaha.

Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) BI, Imam Hartono, menjelaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai pusat ilmu, tetapi juga bisa berkembang menjadi pusat ekonomi masyarakat.

“Pesantren bisa mengembangkan koperasi syariah, agribisnis halal, hingga digitalisasi usaha santri agar terhubung dengan rantai nilai halal,” ujarnya saat membuka Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Jawa di Ballroom Al Marwah, Masjid Al Akbar Surabaya pada Jumat, 12 September 2025.

Selain pesantren, BI juga mendorong agar ekonomi syariah menjangkau petani dan nelayan. Melalui skema pembiayaan syariah yang lebih mudah diakses, mereka diharapkan dapat mengembangkan usaha tanpa terbebani bunga tinggi.

Baca: KKM STIES Al Jaelani Kempek Gratiskan NIB ke 65 UMKM

“Program Sapa Syariah mempertemukan pelaku usaha dengan lembaga keuangan syariah. Ini mempermudah akses pembiayaan sekaligus memperdalam pasar uang dan pasar modal syariah agar lebih efisien,” jelas Imam.

Untuk mempercepat penguatan ekonomi syariah, BI menyiapkan enam inisiatif strategis. Pertama, Gerbang Santri, yakni Gerakan Pengembangan Pesantren dan Rantai Nilai Halal. Kedua, Jawara Ekspor, yang mendorong produk UMKM halal seperti kopi, olahan kayu, dan hasil laut masuk pasar global.

Ketiga, Gemah Halal, program percepatan sertifikasi halal yang memperkuat peran halal center di daerah dan memastikan ketersediaan bahan baku halal.

“Masih banyak produk kita yang belum bersertifikat halal. Gemah Halal akan mempercepat sertifikasi dan membuka peluang lebih besar bagi UMKM untuk menembus pasar dunia,” kata Imam.

Keempat, Sapa Syariah untuk memperluas akses pembiayaan syariah bagi petani, nelayan, dan UMKM. Kelima, Kanal Ziswaf, yaitu pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf secara modern agar dana umat lebih produktif untuk sekolah, layanan kesehatan, hingga usaha mikro.

Keenam, lanjut Imam, yakni Lentera Emas, yang menekankan literasi dan inklusi ekonomi syariah di sekolah, kampus, pesantren, hingga platform digital.

“Seluruh inisiatif ini merupakan strategi bersama untuk memperbanyak pelaku ekonomi syariah, memperluas pembiayaan inklusif, dan mempercepat literasi ekonomi syariah di masyarakat,” tandasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.