Ternyata Google Punya Ahli AI Muslimah Berhijab

Managing Director Data and Analytics Google Cloud Yasmeen Ahmad saat tampil di pembukaan Google Cloud Next 2025, Rabu (9/4) waktu setempat), yang berlangsung di Mandalay Bay, Las Vegas, AS. ANTARA/Monalisa

Ikhbar.com: Perempuan berhijab mencuri perhatian dalam ajang Google Cloud Next 2025 di Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Ia adalah Yasmeen Ahmad, Managing Director Data and Analytics Google Cloud. Yasmeen menunjukkan bagaimana artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan mengubah masa depan data lewat BigQuery.

Dalam presentasinya, Yasmeen memamerkan proses rekayasa data yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan, kini bisa diselesaikan hanya dalam hitungan menit. BigQuery, Colab, dan Vertex AI yang didukung Gemini, membentuk sistem data science yang cerdas dan efisien.

“Saya di sini ingin menunjukkan masa depan ilmu data, dibuat menjadi semakin mudah,” ujar Yasmeen, sebagaimana dikutip dari Antara, pada Selasa, 15 April 2025.

Managing Director Data and Analytics Google Cloud Yasmeen Ahmad dalam wawancara khusus dengan ANTARA di perhelatan Google Cloud Next 2025, yang berlangsung di Mandalay Bay, Las Vegas, AS. ANTARA/Monalisa

Baca: Kekalahan Kamala Harris Bukti Kesetaraan Gender di AS hanya ‘Omon-omon’?

AI juga bisa menganalisis penyebab penurunan arus kas, menggabungkan berbagai sumber data menjadi satu tampilan terpadu, hingga mengekstrak informasi dari file PDF secara otomatis.

Yasmeen menjelaskan bahwa platform Google Cloud kini mampu menangani data terstruktur dan tak terstruktur. Solusi ini membuka peluang baru dalam analisis bisnis.

“Tim data sebelumnya tidak menganalisis PDF atau gambar karena terlalu sulit,” jelasnya.

Menurutnya, agen data kini dapat menjalankan rekayasa data secara otomatis dan memudahkan tim fokus pada alur kerja strategis. Agen juga memahami bahasa alami, memudahkan pengguna berinteraksi tanpa perlu memahami teknis data.

Yasmeen menyebut banyak perusahaan kesulitan mengakses informasi penting. Studi internal Google menunjukkan sekitar 70% data tidak dimanfaatkan maksimal karena sulit ditemukan.

“Banyak yang berkata, saya bahkan tidak dapat menemukan datanya,” ungkapnya.

Inovasi ini memungkinkan setiap pengguna menyesuaikan agen data sesuai kebutuhan bisnis mereka.

Baca: Kanada Larang Hijab di Sekolah

Sebelum berkiprah di dunia teknologi, Yasmeen adalah akademisi. Ia merancang model AI untuk sistem proteomik dan genomik. Ia merasa tertantang menghubungkan teknologi dengan persoalan bisnis nyata.

Lingkungan kerja yang suportif mendorongnya menembus batas. Ia kini berada di garis depan Google Cloud, menciptakan masa depan baru dalam dunia data.

“Saya pikir saya sangat beruntung karena memiliki dukungan yang sangat hebat,” tuturnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.