Ikhbar.com: Para penerima Bantuan Inkubasi Bisnis Tahun 2023 mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Kemandirian Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Gelombang II pada Senin, 15 Mei 2023 di Bogor, Jawa Barat.
Adapun peserta yang mengikuti kegiatan tersebut berjumlah 264 orang. Mereka merupakan perwakilan pondok pesantren dari Provinsi Bali, Gorontalo, Riau, Sumatra Barat, Sulawesi, dan Jawa Barat.
Staf Khusus Menteri Agama (Menag) H M Nuruzzaman menjelaskan, kegiatan itu bertujuan untuk menguatkan strategi bisnis bagi para penerima bantuan. Program inkubasi juga disebut sebagai langkah Kemenag untuk meneguhkan prinsip kemandirian yang dimiliki pesantren.
“Pesantren didirikan tidak untuk bergantung kepada siapa pun. Bahkan, para kiai telah banyak berkorban untuk menghidupi para santri yang mereka asuh,” katanya, saat pembukaan bimtek, Senin, 15 Mei 2023, malam.
Nuruzzaman berharap, dukungan dari Kemenag ini kian menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya melahirkan generasi yang cakap terhadap wawasan keagamaan, akan tetapi juga memiliki kemampuan untuk menjadikan dirinya sebagai pusat pendidikan ekonomi, bisnis, dan kemandirian masyarakat.
“Tujuan program ini adalah agar pesantren mandiri. Jika sudah mandiri, maka pesantren bisa menginspirasi pihak lain untuk turut menjadi mandiri,” katanya.
Sebelumnya, Direktur jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani menerangkan bahwa bantuan inkubasi bisnis ini telah berjalan selama tiga tahun terakhir.
Ia berharap, dengan mandiri secara ekonomi, pesantren dapat memperkokoh tiga fungsi utama lainnya, yakni pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 18 tahun 2019.
“Program ini merupakan program yang genuine dari karya pikir Menag, Gus Yaqut Cholil Qoumas, yang pada dasarnya menginginkan agar pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan asli Indonesia ini tetap menjadi pilar utama dalam menjaga akhlak bangsa, menjaga nilai-nilai keagamaan dengan tidak tercampuri oleh berbagai intervensi,” katanya.
“Dalam pandangan tertentu boleh jadi (berbagai intervensi itu) akibat dari pesantren yang tidak kuat dalam segi ekonomi,” sambung dia.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag RI, Rohmat Mulyana menjelaskan, kegiatan bimtek tersebut merupakan bagian dari prosedural penting dalam alur penerimaan bantuan.
Melalui kegiatan ini, kata dia, pesantren didorong untuk meningkatkan produktivitas, tidak hanya dalam segi pendidikan dan dakwah, tetapi juga di bidang ekonomi dan bisnis.
“Bantuan inkubasi bisnis yang diberikan kepada pesantren ini harus produktif dan progresif, sehingga dapat mendobrak ekonomi dan menjadi penopang bagi kesejahteraan pesantren,” ujar dia.
Menurutnya, fasilitas bantuan yang diberikan bertujuan untuk menstimulasi pesantren dalam meningkatkan kemampuan dalam bidang ekonomi dan membangun jejaring bisnis yang terintegrasi antarpesantren.
“Pertemuan antarpengelola bisnis di pesantren ini memungkinkan terjadinya sharing (berbagi) informasi dan kerja sama dalam bidang bisnis,” katanya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Agama (Menag), Hasanuddin Ali menyebut, pesantren telah banyak memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara melalui fungsi dakwah dan kependidikannya. Akan tetapi, potensi ekonomi dan bisnis di dalamnya masih kurang termanfaatkan dengan baik.
Oleh karena itu, kata dia, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pendampingan bagi pesantren agar memiliki kemampuan dalam pengelolaan bisnis yang lebih baik.
“Bantuan ini tidak sekadar berbentuk dukungan finansial, tetapi juga ada pelatihan, pendampingan, dan lainnya,” kata Hasanuddin.
Selain itu, kegiatan dan program bantuan ini juga memungkinkan setiap pesantren untuk saling peduli dan menguatkan satu dengan yang lainnya.
“Dibutuhkan kolaborasi antarpondok pesantren, kementerian, dan stakeholder lainnya sehingga dapat mengakselerasi peningkatan bisnis di pesantren” tandasnya.