Ikhbar.com: Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas, menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Bandara Internasional Soekarno-Hatta hari ini. Pesawat yang membawa Paus Fransiskus mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Selasa, 3 Agustus 2024, pukul 11.26 WIB.
Dalam acara penyambutan tersebut, hadir pula Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, Ketua Panitia Kunjungan Paus Fransiskus, Ignasius Jonan, serta sejumlah pejabat Eselon I Kementerian Agama (Kemenag).
“Ini kunjungan apostolik terpanjang dari beliau ya, mulai dari Indonesia, Papua New Guinea, kemudian Timor Leste, dan Singapura,” ungkap Menag, dikutip dari Kemenag, pada Selasa, 3 Agustus 2024.
Baca: Jadwal Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia, dari Misa Akbar hingga ke Masjid Istiqlal
Menag menegaskan bahwa kunjungan ini harus dipahami sebagai upaya untuk membangun perdamaian. Ia mengajak masyarakat Indonesia untuk menunjukkan semangat persatuan, saling memahami, dan pengertian satu sama lain.
“Kami berharap beliau menyaksikan bagaimana keberagaman di Indonesia itu bisa terpelihara dengan baik,” ujar Menag.
Gus Men, panggilan akrabnya, juga menyampaikan pesan dari Paus Fransiskus mengenai pentingnya menjaga dialog antariman, yang dianggapnya sebagai kunci utama untuk toleransi dan perdamaian global.
“Acara di Istiqlal nanti juga penting, karena setelah pertemuan dengan presiden, beliau akan melanjutkan di Istiqlal, ada acara Interfaith Dialogue. Saya kira ini manifestasi dari apa yang tadi beliau ucapkan, bahwa dialog itu menjadi kunci utama bagi sukses perdamaian, bukan hanya dunia, tapi antarumat manusia,” jelasnya.
Gus Men memuji kesederhanaan Paus Fransiskus yang memilih kendaraan sederhana dan menginap di Kedutaan Vatikan, bukan di hotel mewah.
Baca: PBNU kepada Paus Fransiskus: Selamat Datang di Negeri Toleransi
“Beliau ini pimpinan Tahta Suci Vatikan, pemimpin negara dan pemimpin umat. Dengan kesederhanaannya, beliau menunjukkan bahwa pemilihan kendaraan pun dilakukan secara sederhana, dan ini patut untuk dicontoh,” ungkap Gus Men.
Ia menambahkan, kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan sebuah kebanggaan, mengingat kunjungan sebelumnya dilakukan Paus Paulus VI pada 1970, dan Paus Johannes Paulus II pada 1989.
“Yang paling penting menurut saya dari semua proses ini adalah mempererat hubungan antara Indonesia dan Vatikan,” pungkasnya.