Ikhbar.com: Tim peneliti yang dipimpin ilmuwan dari Universitas Nanjing, Shen Shuzhong mengeklaim bahwa kepunahan massal kehidupan darat pernah terjadi 200 juta tahun silam.
Berdasarkan hasil penelitian itu disimpulkan, ekosistem yang beragam telah merespons degradasi lingkungan dengan kecepatan yang berbeda sehingga membantu menyusun proses kepunahan massal secara lebih akurat.
“Kepunahan massal pada akhir Periode Permian (berlangsung antara 299,0 ± 0,8 hingga 251,0 ± 0,4 juta tahun lalu) merupakan peristiwa ‘kiamat‘ terburuk dalam sejarah geologi. Kejadian itu memusnahkan lebih dari 80 persen spesies laut dan sekitar 90 persen spesies darat,” kata Shuzhong, dikutip dari jurnal Science Advances, Rabu, 7 Februari 2024.
Baca: Riset: Butuh Dua Abad untuk Berantas Kemiskinan di Seluruh Dunia
Sebelumnya, para ilmuwan secara umum meyakini bahwa kepunahan massal terjadi sekitar 252 juta tahun lalu. Namun, penelitian terperinci mengenai prosesnya di berbagai wilayah dan ekosistem masih kurang jelas.
“Kini, setelah lebih dari 10 tahun melakukan pengambilan sampel di lapangan dan penanggalan isotop presisi tinggi, para peneliti dari Cina dan Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya berhasil menentukan secara akurat waktu spesifik kepunahan massal organisme terestrial di wilayah garis lintang rendah,” jelasnya.
Para peneliti juga membandingkan waktu kepunahan daratan dan lautan pada garis lintang yang berbeda dengan hasil yang menunjukkan karakteristik ekosistem yang beragam selama kepunahan massal.
Pengambilan sampel dan penanggalan terbaru menunjukkan bahwa pada akhir Periode Permian, kepunahan massal kehidupan darat di garis lintang rendah dimulai 251,88 juta tahun silam, setidaknya 60.000 tahun lebih lambat dari kepunahan massal kehidupan laut.
“Dan setidaknya 430.000 tahun lebih lambat dari kepunahan massal kehidupan darat di garis lintang tinggi,” ujar Shuzhong.
Para peneliti juga menganalisis perubahan keanekaragaman hayati pada garis lintang yang berbeda sebelum dan sesudah kepunahan massal berdasarkan basis data paleontologi global.
Baca: Tiongkok Temukan Kasus Langka Golongan Darah P
“Hasilnya menunjukkan bahwa kepunahan massal di garis lintang rendah tidak hanya terjadi kemudian, tetapi juga memiliki tingkat kepunahan yang relatif rendah, yang mungkin mengindikasikan bahwa ekosistem terestrial di garis lintang rendah pada saat itu memiliki resistansi tekanan lingkungan yang lebih tinggi,” papar dia.
Pada akhir Periode Permian, kepunahan massal organisme terestrial pertama-tama dimulai di garis lintang tinggi dan secara bertahap menyebar ke garis lintang tengah dan rendah.
“Keruntuhan ekosistem laut memiliki polanya sendiri yang unik dan terjadi lebih cepat,” tambahnya.