Ikhbar.com: Perang masih berkecamuk di Gaza, Palestina lantaran rencana gencatan senjata antara Israel dan Hamas tertunda. Penundaan jeda pertempuran itu disebabkan belum adanya kesepakatan tentang siapa saja sandera yang akan dibebaskan kedua belah pihak begitu pun dengan teknis pertukarannya.
Gencatan senjata yang mestinya dimulai dan berlaku pada Kamis kemungkinan baru bisa dilaksanakan malam hari, sebelum Jumat, 24 November 2023.
“Sepertinya tertunda karena belum adanya daftar nama para dan cara pembebasan sandera Israel yang dikirimkan Hamas,” kata seorang pejabat Palestina yang enggan disebutkan namanya karena sedang terlibat dalam negoisasi, dikutip dari Al-Arabiya, Kamis, 23 November 2023.
Baca: Gencatan Senjata, Ini Poin-poin yang Disepakati Israel dan Hamas
Selain itu, lanjut dia, Palang Merah Internasional juga belum mendapatkan akses penuh dalam rencana pertukaran sandera tersebut.
“Namun, soal kapan gencatan senjata akan berlaku, hal itu akan diumumkan oleh mediator Qatar berkoordinasi dengan Mesir dan Amerika Serikat (AS), mungkin dalam beberapa jam mendatang,” tambahnya.
Sebelumnya, pertempuran yang sudah berlangsung lebih dari enam minggu hingga merenggut ribuan nyawa dan telah menghancurkan sebagian besar Kota Gaza mulai memasuki babak baru. Pemerintah Israel dan kelompok militan Hamas akhirnya menyepakati untuk menjeda peperangan atau biasa disebut gencatan senjata.
Kesepakatan penghentian perang itu merupakan hasil dari mediasi Qatar yang juga didukung AS dan Mesir. Dalam perundingan itu, Hamas dan Israel sepakat untuk menghentikan pertempuran selama empat hari dengan waktu mulai jeda perang akan diumumkan dalam 24 jam ke depan.
Sebagai imbalannya, Hamas diharuskan memulangkan 50 perempuan dan anak-anak sipil dari 237 tawanan yang mereka tangkap sejak 7 Oktober 2023, sedangkan Israel wajib membebaskan 150 perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara mereka.
Baca: Daftar Kelicikan Israel: Dari Kebohongan Jumlah Korban hingga Sewa Tentara Bayaran
Menurut pihak Qatar, kesepakatan juga membuka peluang untuk meningkatkan distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Selain itu, Israel bersedia untuk memperpanjang jeda perang melebihi empat hari dengan syarat tambahan pembebasan tawanan Hamas minimal 10 orang per hari.
Dunia pun menyambut gembira adanya iktikad gencatan senjata tersebut. Sayangnya, beberapa jam sebelum jeda pertempuran itu diumumkan, militer Israel melakukan serangan udara besar-besaran ke Distrik Sheikh Radwan hingga menewaskan lebih dari 200 warga sipil Palestina.
“Petugas tanggap darurat tampak kesulitan saat berusaha menyelamatkan puluhan korban berlumuran darah yang sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak. Mereka diangkat dari reruntuhan dua bangunan tempat tinggal di lingkungan padat penduduk itu,” tulis laporan Al-Jazeera.