Ikhbar.com: Seorang tokoh Muslim Turki yang dikenal karena perannya dalam gerakan Hizmet, Fethullah Gulen, meninggal dunia di Amerika Serikat (AS), Ahad, 20 Oktober 2024, pada usia 83 tahun. Gulen, yang dituduh Ankara sebagai otak dari kudeta gagal pada 2016, tinggal dalam pengasingan di AS sejak 1999.
Dikutip dari Al Jazeera, Gulen yang lahir di provinsi Erzurum, Turki, memulai karirnya sebagai imam, dan kemudian mendirikan jaringan pendidikan dan bisnis yang luas.
Ia awalnya merupakan sekutu dekat Presiden Recep Tayyip Erdogan. Namun, hubungan mereka memburuk setelah serangkaian penyelidikan korupsi, yang melibatkan pejabat tinggi Erdogan pada 2013.
Setelah kudeta gagal yang mengakibatkan lebih dari 250 kematian, Gulen menjadi target utama pemerintah Turki.
Gerakan yang dipimpinnya ditetapkan sebagai organisasi teroris, dan banyak anggota serta institusi yang terkait dengannya ditutup atau disita negara.
Gulen selalu membantah semua tuduhan yang mengaitkan dirinya dengan kudeta tersebut, dan menyatakan bahwa ia merasa terhina dengan tuduhan itu, mengingat pengalamannya sendiri selama beberapa kudeta militer di Turki.
Baca: Turki Seret Israel ke Pengadilan Internasional
Selama bertahun-tahun, ia menjadi sosok yang terasing, dibenci pendukung Erdogan, dan dijauhi oposisi.
Meskipun telah meninggal, warisan Gulen dan dampaknya terhadap politik Turki tetap menjadi subjek perdebatan yang signifikan di dalam dan luar negeri.