Ikhbar.com: Desa Ichinono, sebuah wilayah terpencil di Jepang bagian selatan, dikenal sebagai kampung yang lebih banyak dihuni boneka ketimbang manusia. Dengan jumlah penduduk yang semakin menipis, desa yang dahulu ramai ini kini hanya dihuni oleh kurang dari 60 jiwa.
Tidak cuma itu, sebagian besar penghuni desa itu ialah warga lanjut usia (lansia) yang memilih untuk bertahan di tempat mereka dibesarkan. Sementara generasi muda pergi ke kota besar untuk melanjutkan studi atau mengejar impian karier mereka.
Bagi yang tetap tinggal di Ichinono, mereka mencoba mengatasi kesepian dengan cara yang tak biasa. Untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan orang-orang yang pindah, para warga desa ini membuat pengganti berupa boneka-boneka mirip manusia yang terbuat dari bahan kain dan pakaian bekas.
Boneka-boneka tersebut dirancang menyerupai sosok manusia dan ditempatkan di berbagai sudut desa, menciptakan pemandangan yang sekaligus mengundang senyum dan rasa iba.
Salah satu boneka, gadis kecil dengan topi kupluk, terlihat duduk tenang di ayunan kayu yang berderik pelan. Di sampingnya ada boneka bocah dengan senyum mengembang, berdiri di atas skuter seakan siap meluncur.
Di tempat lain, boneka anak perempuan tampak mengenakan helm merah duduk di atas sepeda. Lebih jauh ke dalam desa, di bawah pohon tanpa daun, terlihat boneka dua perempuan dewasa dan satu anak sedang sibuk menumpuk kayu ke dalam sebuah gerobak.
“Kami mungkin sudah kalah jumlah dengan boneka,” ujar salah satu warga Desa Ichinono, Hisayo Yamazaki (88), sebagaimana dikutip dari AFP, Sabtu, 2 November 2024.
Baca: 10 Juta Rumah di Jepang Kosong, Ada yang Dijual Rp15 Ribu per Unit
Dengan nada getir, Hisayo mengungkapkan bahwa dulu hampir setiap keluarga di Ichinono memiliki anak-anak yang kemudian dianjurkan untuk pindah ke kota demi masa depan yang dianggapnya lebih baik.
“Sekarang, kita menuai akibatnya,” katanya, sambil menatap boneka-boneka tersebut.
Kondisi ini menjadi salah satu gambaran krisis populasi yang dihadapi Jepang, negara dengan populasi lansia tertinggi di dunia. Data dari Biro Statistik Jepang menunjukkan bahwa pada tahun ini, jumlah warga berusia 65 tahun ke atas mencapai angka tertinggi di sepanjang sejarah, yaitu 36,25 juta jiwa atau sekitar 29,3% dari total populasi.
Pada saat yang sama, jumlah kelahiran bayi di Jepang terus menurun. Jumlah bayi yang lahir pada 2023 hanya mencapai 730.000, sementara angka kematian mencapai puncak tertinggi di angka 1,58 juta. Hal ini menandai penurunan populasi Jepang selama 15 tahun berturut-turut, yang secara langsung berpengaruh pada desa-desa kecil seperti Ichinono.
Ichinono bukanlah satu-satunya desa di Jepang yang mengalami penurunan jumlah penduduk secara drastis. Banyak wilayah terpencil lainnya juga mengalami nasib serupa.
Baca: Survei: 80 Persen Warga Jepang Yakin Penurunan Kelahiran Anak akan Berdampak
Bagi Hisayo dan para lansia di Ichinono, boneka-boneka ini bukan hanya hiasan semata, tetapi simbol perlawanan atas keterasingan yang mereka rasakan di masa tua.
“Boneka-boneka ini menjadi teman yang tidak akan pernah pergi,” ujarnya, seakan boneka-boneka itu bukan sekadar buatan tangan, melainkan sosok yang hidup dalam memori mereka.