Ikhbar.com: Sebanyak 600 pasien dan staf medis meninggalkan Rumah Sakit (RS) Al-Aqsa di kawasan Deir Al-Balah, Gaza, Palestina. Mereka dipaksa menyingkir oleh militer Israel dengan dalih adanya rencana penyerangan besar-besaran terhadap kelompok Hamas.
RS. Al-Aqsa merupakan rumah sakit terakhir yang masih beroperasi di Gaza Tengah. Di dalamnya ada ratusan korban luka yang sedang ditangani para petugas medis.
“Rumah sakit ini menerima ratusan korban di setiap harinya. Mereka dirawat di unit gawat darurat yang kecil,” kata salah satu pejabat Badan Kesehatan Dunia (WHO), Sean Casey, dikutip dari The New Arab, Rabu, 10 Januari 2024.
Baca: [Update, 9 Januari] Korban Tewas Gaza Tembus 23 Ribu Jiwa
LSM internasional yang membantu di rumah sakit tersebut, seperti Doctors Without Borders (MSF), International Rescue Committee (IRC), dan Medical Aid for Palestines (MAP) juga dipaksa meninggalkan rumah sakit tersebut.
Kepala Tim Darurat MAP, Nick Maynard mengatakan, tentara Israel tiba-tiba mendatangi RS. Al-Aqsa dan memberitahukan bahwa akan ada peningkatan serangan di wilayah tersebut.
“Tidak lama, kami melihat asap membesar dari arah rumah sakit. Kami juga mendengar pengeboman yang tidak ada henti-hentinya,” kata Maynard.
“Kami sangat mengkhawatirkan keselamatan dan nyawa teman, kolega kami, serta staf yang masih berada di RS. Al-Aqsa” sambung dia.
Di hari-hari sebelum pengusiran, RS. Al-Aqsa sudah sangat maksimal menangani orang-orang yang terluka dengan segala keterbatasan baik dari segi jumlah staf, maupun peralatan.
“Pasien banyak yang sekarat di unit gawat darurat. Staf yang menangani sangat terbatas, sementara ruangan penuh,” kata Maynard.
Baca: Raja Salman kembali Tegaskan Tolak Penjajahan Israel di Tanah Palestina
Dari tempat lain, WHO juga melaporkan bahwa mereka dengan terpaksa membatalkan misi penyaluran bantuan ke RS. Al-Awda di Gaza Utara setelah Israel menolak memberikan jaminan keamanan.
“Pengeboman besar-besaran, pembatasan pergerakan, dan gangguan komunikasi membuat hampir tidak mungkin mengirimkan pasokan medis secara teratur dan aman ke seluruh Gaza, khususnya di wilayah utara,” rilis WHO.
Hingga hari ini, Israel tecatat telah membunuh 23.084 warga Palestina sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu. Tindakan genosida itu kemudian membuat Israel diseret ke Mahkamah Internasional (ICJ) oleh Afrika Selatan, yang didukung negara-negara Islam (OKI) dan sejumlah negara lainnya.