Ikhbar.com: Sebanyak 14 jemaah haji Indonesia meninggal dunia di Tanah Suci. Angka tersebut berdasarkan Data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada Senin, 27 Mei 2024.
“Total sudah ada 88.987 jemaah haji reguler yang terbagi dalam 229 kloter telah berangkat ke Madinah. Namun, terdapat 14 jemaah haji yang wafat,” tulis Siskohat.
Di sisi lain, proses pemberangkatan jemaah haji Indonesia pada gelombang pertama telah selesai. Pada fase yang berlangsung dari 12 hingga 24 Mei ini jemaah diberangkatkan dari berbagai embarkasi di Indonesia menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Kelompok terbang (kloter) pertama berasal dari Embarkasi Jakarta–Pondok Gede (JKG-01) yang menjadi pembuka kedatangan di Madinah, sementara kloter 42 dari Embarkasi Solo (SOC-42) menjadi penutup.
Baca: Nyaris Seluruh Jemaah Gelombang I belum Pernah Berhaji
Berikut daftar 14 jemaah haji Indonesia yang wafat sampai dengan akhir fase kedatangan gelombang pertama di Madinah, 24 Mei 2024:
1. Upan Supian Anas (JKS-02), wafat 13 Mei 2024, di Madinah
2. Didi Rowandi (JKS-03), wafat 14 Mei 2024, di Madinah
3. Yusman Irawan (PLM-02), wafat 14 Mei 2024, di Madinah
4. Basirun Mangsuri Wirya Besari (SOC-14), wafat 16 Mei 2024, di Madinah
5. Sarip Hari Kharun (JKS-16), wafat 20 Mei 2024, di Madinah
6. Toton Fatoni (JKG-09), wafat 19 Mei 2024, di Madinah
7. Imam Turmudi Abuyamin (SUB-15), wafat 19 Mei 2024, di Madinah
8. San Muntani Mad Mirsad (SOC-8), wafat 21 Mei 2024, di Madinah
9. Muslim Ismael (PDG-01), wafat 22 Mei 2024, di Makkah
10. Retnoyarni Syafei Adam (PDG-09), wafat 23 Mei 2024, di Madinah
11. Enny Rodiyah Solichin (JKG-02), wafat 23 Mei 2024, di Makkah
12. Sunarti Djoyo Kemis (BTH-07), wafat 23 Mei 2024, di Madinah
13. Abdulloh Som Sijin (JKG-20), wafat 24 Mei 2024, di Madinah
14. Sutarso Tasripin Kamsi (SUB-03), wafat 24 Mei 2024, di Makkah.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie menyatakan bahwa penyelenggaraan haji Indonesia bisa disebut sebagai proses mobilisasi masyarakat sipil terbesar di dunia.
“Kompleksitas tantangannya sangat tinggi dan itu tercermin dari keberagaman profil jemaah haji Indonesia, baik dari sisi pendidikan, profesi, kesehatan, termasuk pengalaman bepergian,” terang Anna, dikutip dari Kemenag, pada Senin, 27 Mei 2024.
Anna menegaskan, para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mempunyai tugas yang cukup berat. Meski demikian, mereka telah dilatih dan disiapkan untuk bisa melayani dengan baik seluruh jemaah haji Indonesia dengan keragaman profilnya.
Keragaman profil 88.987 jemaah yang berangkat ke Madinah pada fase gelombang pertama, sebagaimana dilaporkan Kemenag dalam siaran persnya dapat dilihat dari data berikut:
a. Dari jenis kelamin, terdapat 39.811 jemaah laki-laki (44,7%) dan 49.176 jemaah perempuan (55,3%).
b. Sebanyak 87.673 jemaah (98,52%) belum pernah berhaji sebelumnya, sementara 1.314 orang (1,48%) telah berhaji.
c. Mayoritas jemaah berpendidikan SD (26.025), disusul SMA (22.541), S1 (21.593), dan SMP (10.126). Sisanya berpendidikan diploma, S2, S3, dan lainnya.
d. Dari sisi kesehatan, sebanyak 68.781 jemaah masuk kategori risiko tinggi (77%), dengan jumlah terbesar pada rentang usia 60 – 70 tahun (23.856) dan 50 – 60 tahun (21.641).
e. Ada 59 jemaah disabilitas, terdiri dari 24 laki-laki dan 35 perempuan, terbanyak dari Embarkasi Solo (10 orang). Dari 59 disabilitas ini, 51 jemaah masuk kategori risiko tinggi.
f. Dari sisi usia, terdapat 19.375 jemaah yang berusia 65 tahun ke atas, dengan komposisi 49,5% laki-laki dan 50,5% perempuan. Mayoritas dari mereka belum pernah berhaji (98,75%).
Sebagian besar jemaah haji lansia (50%) berada dalam rentang usia 65-70 tahun. Tercatat ada empat jemaah dengan usia di atas 100 tahun, salah satunya Mbah Harjo Mislan yang berstatus jemaah haji tertua tahun ini dengan usia 109 tahun.
Dari segi profesi, mayoritas jemaah lansia merupakan petani, ibu rumah tangga, pensiunan PNS, pegawai swasta, dan pedagang.
Sementara dari sisi pendidikan, mayoritas lansia lulusan SD (10.538), SMA (3.380), SMP (2.215), dan S1 (1.756). Ada 246 jemaah berpendidikan S2 dan 18 orang berpendidikan S3.
Embarkasi dengan jemaah lansia terbanyak adalah Solo/SOC (4.095), Surabaya/SUB (3.334), Jakarta-Pondok Gede/JKG (2.130), Jakarta-Bekasi/JKS (2.122), dan Makassar/UPG (1.246).
“Profil jemaah ini mencerminkan tantangan dan kompleksitas kerja para petugas dalam upaya memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji,” terang Anna.