Tren ‘Rojali’ Menular hingga ke AS

Ilustrasi pusat perbelanjaan. Foto: Antara/Naim

Ikhbar.com: Fenomena “Rojali” alias “rombongan jarang beli” kini mulai terlihat di mal-mal Amerika Serikat (AS). Perubahan perilaku konsumen ini membuat mal di Negeri Paman Sam ikut berbenah.

Menurut laporan terbaru dari perusahaan penyedia ulasan dan rekomendasi bisnis lokal di AS, pusat perbelanjaan mulai menggeser orientasi mereka dari toko ritel tradisional ke sektor makanan dan hiburan demi mempertahankan jumlah pengunjung.

“Meski ritel tetap punya peran, fokusnya kini lebih ke sektor kuliner dan hiburan. Restoran menjadi magnet utama dalam menarik konsumen,” ujar pihak Yelp dikutip dari CSA pada Senin, 4 Agustus 2025.

Baca: Tren ‘Rojali’ menurut Al-Qur’an

Pengunjung lebih tertarik makan daripada belanja

Data internal Yelp menunjukkan tren baru yang menyebutkan bahwa pengunjung lebih banyak datang ke mal untuk menikmati kuliner daripada berbelanja barang.

Dari 25 merek populer di pusat perbelanjaan, 17 di antaranya adalah gerai makanan. Jumlah outlet kuliner di mal AS bahkan mengalami peningkatan sebesar 7% selama periode 2019–2024.

Yang paling mencuri perhatian adalah pertumbuhan gerai teh boba yang melonjak drastis hingga 113% dalam lima tahun terakhir. Diikuti oleh kedai waffle (naik 77%), makanan vegan (naik 54%), dan restoran Filipina (naik 36%).

Dua restoran yang paling diminati pengunjung mal AS adalah The Cheesecake Factory, yang menduduki peringkat teratas, dan Din Tai Fung, restoran khas Taiwan, di posisi kedua.

Kendati dominasi sektor makanan makin kuat, ritel tidak sepenuhnya ditinggalkan. Hanya saja, dari daftar 10 besar merek yang paling menarik pengunjung di mal, hanya dua yang berasal dari ritel, yaitu Macy’s (peringkat tiga) dan Target (peringkat delapan).

Sementara itu, pertumbuhan juga tercatat di sektor lain yang mengusung pengalaman dan teknologi. Misalnya, pusat virtual reality (VR) yang mengalami lonjakan hingga 79%, serta spa kesehatan naik 50%. Selain itu, toko ponsel tumbuh 40%, dan gerai barang bekas ikut naik 29% sejak 2019.

“Dengan terus berkembangnya fungsi mal, integrasi antara tempat makan dan hiburan akan menjadi elemen kunci keberhasilan mereka ke depan,” lanjut pernyataan dari Yelp.

Metodologi survei

Dalam melakukan analisis, Yelp menyusun peringkat berdasarkan brand yang memiliki setidaknya 10 gerai di dalam pusat perbelanjaan.

Yelp kemudian membandingkan intensitas pencarian terhadap brand tersebut antara periode September 2023–Agustus 2024 dengan 12 bulan sebelumnya. Analisis ini mencakup frekuensi penyebutan merek dan kategori dalam jutaan pencarian pengguna.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.