Ikhbar.com: Tak ada hidup yang benar-benar mulus. Dikhianati, disakiti, hingga difitnah habis-habisan adalah bagian dari perjalanan.
Namun, bagi Prof. Dr. H. Rokhmin Dahuri, M.S., pakar kelautan nasional sekaligus mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, semua itu justru merupakan medan ujian yang menempa kejernihan niat dan kekuatan batin. Kuncinya, jadilah seperti laut: luas, dalam, dan tidak mudah diaduk amarah.
“Kalau kita niatkan semua karena Allah dan mengejar surga di akhirat, itu menjadi healing process yang dahsyat,” ungkapnya dalam program Sinikhbar | Siniar Ikhbar di Ikhbar TV, dikutip Senin, 28 Juli 2025.

Baca: ‘Islam Bahari’ sebagai Solusi Kebangkitan Ekonomi
Prof. Rokhmin, sapaan akrabnya, mengaku pernah dihantam fitnah yang kejam. Namun, ia memilih tetap melangkah dan tidak menyimpan dendam.
“The closer you are to Allah (semakin kita dekat dengan Allah), hidup benar-benar tanpa beban,” lanjutnya.
Bagi salah satu Dewan Pakar di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) tersebut, laut mencerminkan karakter ideal yang seharusnya dimiliki manusia. Laut senantiasa terbuka, menerima berbagai aliran tanpa menjadi keruh. Ia dinamis, tak pernah diam, tetapi juga kolaboratif, menyatu dengan banyak unsur demi menjaga keseimbangan.
“Berpikirlah luas. Jangan pernah putus harapan dari rahmat Allah,” pesannya kepada generasi muda.
Baca: Prof. Rokhmin: Mangrove Karunia Allah Penjaga Kehidupan
Sebagaimana laut, manusia dituntut untuk tangguh. Ada kalanya dihantam gelombang, tetapi jangan larut dalam badai. Jiwa yang dekat dengan Tuhan akan menemukan kedamaian, bahkan saat dilukai. Semangat semacam inilah yang membuat Prof. Rokhmin tetap bugar, penuh energi, dan terus produktif meskipun usia terus bertambah.
Menurutnya, filosofi laut sangat relevan untuk ditanamkan kepada anak muda: berpikiran luas, terbuka, dinamis, kolaboratif, dan tahan banting.
“Fisik boleh lelah, tapi spiritual harus kuat. Laut mengajarkan itu,” ujarnya.