Ikhbar.com: Banyak anak menganggap matematika sebagai pelajaran yang menegangkan, bahkan menakutkan. Namun, Ustaz Nanang Anwarudin, penggagas Metode Aritmatika Stenomat, memiliki pendekatan berbeda.
Berdasarkan pengalamannya mengajar, ia melihat matematika dapat menjadi pelajaran yang menyenangkan bila disampaikan dengan cara yang tepat.
Baca: Numerasi sebagai Fardu Kifayah: Ikhtiar Stenomat Bangun Masyarakat Melek Matematika
1. Mulai dari konsep dasar, bukan rumus
Menurut Ustaz Nanang, kesalahan umum dalam pengajaran matematika muncul ketika guru langsung memberikan rumus tanpa menjelaskan alasan di balik penggunaannya.
“Sering kali guru menjelaskan rumus, tapi tidak pernah mengatakan kenapa rumusnya begitu,” ujarnya, dalam Program Sinikhbar | Siniar Ikhbar bertajuk “Stenomat, Bikin Matematika kian Bersahabat” di Ikhbar TV, dikutip pada Senin, 17 November 2025.

Padahal, pemahaman dasar membantu anak menerima pelajaran dengan lebih mudah.
Ia mengalami hal serupa saat menjadi siswa. Momen ketika seorang guru fisika menjelaskan konsep sederhana membuat pelajaran terasa lebih masuk akal dan membuka jalan baginya untuk memahami banyak hal lain.
2. Bangun koneksi emosional dengan siswa
Sebelum memulai materi, Ustaz Nanang selalu berusaha memahami kondisi murid terlebih dahulu.
“Pertemuan pertama saya tidak pernah langsung mengajarkan. Yang saya lakukan pertama adalah memahami dulu masalahnya apa,” katanya.
Banyak anak tidak menyukai matematika bukan karena tidak mampu, melainkan karena tidak pernah diapresiasi atau merasa kurang dihargai.
Alumnus Pondok Pesantren Kebon Jambu, Babakan-Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat tersebut menekankan pentingnya menumbuhkan rasa percaya diri murid sejak awal. Setelah itu, tujuan pembelajaran harus dijelaskan dengan jelas.
“Kalau kita belajar ini tujuannya ini. Sehingga nanti kalau kamu bisa ini, kamu bisa ini,” ujarnya.
Dengan begitu, siswa memiliki gambaran tentang arah belajar mereka.
Baca: RS di China Buka Klinik Khusus untuk Obati Anak yang Bebal Matematika
3. Gunakan pola dan teknik yang sederhana
Metode Stenomat dirancang dari upaya merumuskan pola hitungan yang lebih ramah bagi anak. Salah satu contohnya adalah “mantra perkalian” yang menggunakan jari.
“Misalkan 3 × 9. Jari ketiga ditutup. Yang di kiri puluhan, yang di kanan satuan. Hasilnya 27,” jelasnya.
Teknik sederhana ini memudahkan anak mengingat tabel perkalian tanpa merasa terbebani. Pola, menurutnya, lebih mudah ditangkap daripada rumus yang abstrak.
Ustaz Nanang juga mengingatkan pentingnya menghindari soal yang belum diajarkan. Menurutnya, pemberian soal seperti itu bisa mengurangi kepercayaan diri murid.
“Bagi anak yang lemah, soal seperti itu jadi mental block (menghambat perkembangan mental),” ujarnya.
Dengan memadukan konsep dasar, pendekatan emosional, dan pola yang sederhana, pelajaran matematika dapat menjadi pengalaman yang lebih cerah bagi anak-anak.
“Sebetulnya simpel, hanya tergantung yang mengajar,” katanya.