Ikhbar.com: Bau mulut saat berpuasa sering kali menjadi masalah yang mengganggu, terutama saat harus berinteraksi dengan orang lain. Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam mulut maupun kondisi tubuh secara keseluruhan.
Dokter Spesialis Gigi, Hana Tania Rahmaputri dari Eka Hospital Depok menjelaskan bahwa penyebab utama bau mulut saat puasa terbagi menjadi dua, yaitu faktor lokal dan faktor sistemik.
Secara lokal, bau mulut terjadi karena produksi air liur yang berkurang selama berpuasa. Ia menjelaskan, air liur berfungsi sebagai pembersih alami yang membantu menghilangkan sisa makanan dan bakteri. Ketika produksinya menurun, sisa makanan dan bakteri menumpuk, sehingga memicu bau tidak sedap.
“Air liur yang berkurang membuat kemampuan alami mulut untuk membersihkan sisa makanan dan bakteri menjadi terbatas. Akibatnya, kotoran menumpuk, membusuk, dan menimbulkan aroma tak sedap,” ujar Hana dalam diskusi daring pada Ahad, 2 Maret 2025.
Baca: Ini yang Perlu Diperhatikan Saat Anak Belajar Puasa, Kata Pakar
Selain sebagai pembersih, jelas dia, air liur juga memiliki sifat antibakteri. Jika jumlahnya menurun, bakteri dalam mulut berkembang lebih cepat dan menghasilkan senyawa seperti hidrogen sulfida yang berbau menyengat. Masalah gigi, seperti gigi berlubang, karang gigi, atau gigi bungsu yang mengalami peradangan, juga dapat memperparah kondisi ini.
“Orang yang memiliki riwayat gigi berlubang, karang gigi, atau gigi bungsu yang meradang juga lebih rentan mengalami bau mulut saat berpuasa,” tambahnya.
Selain kondisi di dalam mulut, dr. Hana menyebutkan bahwa bau mulut saat puasa juga bisa dipicu oleh faktor sistemik, salah satunya adalah naiknya asam lambung. Saat perut kosong dalam waktu yang lama, produksi asam lambung meningkat dan dapat mencapai kerongkongan hingga ke rongga mulut.
“Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, hal ini bisa menyebabkan sensasi asam di lidah yang disertai bau tak sedap,” jelas dr. Hana.
Ia mengatakan, selain menyebabkan bau mulut, tingginya kadar asam dalam mulut juga berdampak pada kesehatan gigi. Asam lambung yang naik dapat membuat permukaan gigi lebih rapuh, sehingga lebih mudah mengalami kerusakan seperti gigi berlubang atau erosi.
“Ketika terkena asam lambung, gigi menjadi lebih rentan terkikis secara kimiawi, sehingga risiko gigi berlubang semakin tinggi,” pungkasnya.