Ikhbar.com: China tengah bersiap meluncurkan layanan internet satelit berorbit rendah (LEO) yang disebut SpaceSail, atau Qianfan (Thousand Sails Constellation).
Mengutip dari My Broadband, pada Rabu, 12 Maret 2025, proyek ini dikelola oleh Shanghai Spacecom Satellite Technology (SSST), dengan dukungan finansial dari Pemerintah Kota Shanghai dan Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Baca: China kian Geser Dominasi AS dalam Perang AI, Habis DeepSeek Terbitlah Manus
Sejak peluncuran 18 satelit pertamanya pada Agustus 2024, jumlah satelit SpaceSail telah bertambah menjadi 72 pada Januari 2025. Perusahaan menargetkan 648 satelit mengorbit pada akhir 2025, dengan ekspansi hingga 15.000 satelit pada 2030.
Sebagai pesaing utama, Starlink, layanan satelit milik SpaceX asal Amerika Serikat (AS), telah mengoperasikan sekitar 7.000 satelit yang melayani lebih dari lima juta pelanggan di lebih dari 100 negara. Starlink berencana meningkatkan jumlahnya hingga 34.400 satelit di masa depan.
Keunggulan SpaceSail terletak pada kemampuannya menjangkau negara-negara yang menolak kehadiran Starlink karena alasan politik atau kedaulatan.
Baca: Perusahaan Cina bakal Utus Robot AI ke Bulan
Sejumlah negara seperti China, Iran, Rusia, dan Korea Utara tidak mengizinkan Starlink beroperasi, sementara di India, Pakistan, Vietnam, dan beberapa negara Afrika, Starlink menghadapi kendala regulasi.
Sebagai bagian dari strategi ekspansi global, SpaceSail telah menandatangani kesepakatan untuk meluncurkan layanannya di Brasil pada 2026, dan merencanakan ekspansi ke Kazakhstan.