Ikhbar.com: Peneliti Universitas Amsterdam, Belanda, menciptakan platform media sosial sederhana yang seluruh penggunanya adalah chatbot kecerdasan buatan (AI) untuk meneliti interaksi mereka.
Penelitian yang diunggah di arXiv ini melibatkan 500 chatbot berbasis GPT-4o mini dengan persona tertentu.
Mereka berinteraksi tanpa iklan maupun rekomendasi algoritma, tetapi tetap membentuk echo chamber (efek ruang gema).
Baca: Survei Sebut Gen Z Indonesia Paling Sering Gunakan AI untuk Belajar
Bot yang memposting konten paling partisan justru memperoleh pengikut dan repost terbanyak.
“Bahkan tanpa campur tangan algoritma, bot cenderung berkelompok sesuai afiliasi politik yang sudah ditetapkan,” ujar tim peneliti, dikutip dari Gizmodo, pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Berbagai upaya mengurangi polarisasi, seperti feed kronologis, menyembunyikan data pengikut, hingga memperkuat pandangan lawan, hanya mengubah interaksi pada akun partisan kurang dari 6%.
Baca: Komdigi Sebut IQ AI Capai 300, Ungguli Manusia?
Bahkan, menyembunyikan profil pengguna justru memperburuk perpecahan dan meningkatkan perhatian pada unggahan ekstrem.
Temuan ini memperkuat dugaan bahwa media sosial, bahkan tanpa algoritma, masih menjadi cermin bengkok yang memantulkan sisi terburuk perilaku manusia.