Ikhbar.com: Israel melancarkan serangan udara ke Doha, Qatar, menewaskan enam orang, termasuk putra pemimpin Hamas di pengasingan, tapi negosiator gencatan senjata Hamas selamat.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan serangan ini sepenuhnya operasi Israel. Ia menyebut serangan tersebut menargetkan pemimpin teratas Hamas.
“Tindakan ini tidak menguntungkan Israel maupun Amerika,” ujar juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, dikutip dari The Guardian, pada Rabu, 10 September 2025.
Baca: 10 Poin Pernyataan Sikap MUI atas Serangan Israel ke Qatar
Qatar mengecam keras, dan menuduh Israel menghalangi peluang perdamaian.
“Qatar berhak merespons serangan ini dan akan mengambil langkah yang diperlukan,” kata Perdana Menteri (PM) Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Serangan ini terjadi beberapa jam setelah Israel memerintahkan evakuasi massal warga Gaza menjelang ofensif baru.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi telah memperingatkan Qatar sebelum serangan, tetapi peringatan itu datang terlambat.
Hamas menuduh AS menjebak delegasi mereka agar menjadi sasaran serangan. Ledakan terjadi di distrik Katara, daerah populer di Doha, dan memicu kepanikan warga.
Baca: Israel Tetapkan Gaza sebagai ‘Zona Pertempuran Berbahaya’
Liga Arab dan Turki menuduh Israel melanggar kedaulatan Qatar, sementara PM Inggris Keir Starmer mengecam serangan ini karena berisiko memperluas konflik.
Menurut pejabat Gaza, lebih dari 65.000 warga Palestina tewas sejak perang dimulai pada 2023. Qatar selama ini menjadi mediator penting dalam upaya gencatan senjata bersama AS dan Mesir.