Ramadan Kelam di Yerusalem

Pemandangan Kuil Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa saat senja menjelang Ramadhan, di Kota Tua Yerusalem, Kamis, 7 Maret 2024. AP PHOTO/Leo Correa

Ikhbar.com: Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, suasana Kota Tua Yerusalem, Palestina tampak sepi meski Ramadan siap dijelang. Hanya sedikit toko yang buka dan menjajakan souvenirnya. Tidak ada pula hiasan pernak-pernik yang biasanya menjuntai di atas para pengguna jalan yang sibuk berlalu-lalang.

Lorong-lorong kota menuju Masjid Al-Aqsa pun sangat lengang. Seorang pemilik kedai kopi yang juga tutup di dekat Gerbang Damaskus, salah satu pintu masuk utama Kota Tua, Abu Mousam Haddad menyebut, suasana itu sangat menyakitkan di benak umat Islam.

“Ini akan menjadi Ramadan yang kelam,” katanya, dikutip dari Arab News, Ahad, 10 Maret 2024.

Hanya sedikit perempuan Muslim yang berjalan melalui pasar menjelang bulan suci Ramadan, di Kota Tua Yerusalem, Kamis, 7 Maret 2024. AP Photo/Leo Correa.

Baca: Menteri Israel Sesumbar Ingin Hapus Bulan Ramadan

Blokade total

Masjid Al-Aqsa, situs Suci umat Islam yang juga dikenal sebagai Al-Haram Al-Sharif itu sebelumnya tidak pernah sepi pengunjung. Bahkan, sejak berabad-abad silam. Namun, keramaian itu kini tinggal cerita.

Sejak 7 Oktober, Israel telah memberlakukan pembatasan menyeluruh akses ke Masjid Al-Aqsa bagi warga Palestina. Barikade polisi disiagakan guna mencegah ratusan ribu ratusan ribu Muslim yang hendak berziarah.

Salat Jumat di Masjid Al-Aqsa yang biasanya diikuti ribuan jemaah, sekarang semakin dibatasi dengan kuota yang semakin sedikit. Warga Muslim hanya bisa menfitikan salat di jalanan karena pelarangan yang dianggap tak masuk akal.

Jemaah Muslim Palestina yang dilarang memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa, salat di luar Kota Tua Yerusalem, Jumat, 8 Maret 2024. AP Photo/Mahmoud Illean

Puncaknya, saat Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, pada beberapa pekan lalu, mengusulkan agar warga Muslim Palestina dilarang total untuk memasuki kompleks suci, terutama selama bulan Ramadan.

Baca: [Update] 30 Ribu Warga Palestina Tewas Dibunuh Israel

Warga ketakutan

Warga Palestina khawatir, kebijakan tanpa dasar itu justru akan melebarkan zona perang dari Gaza ke kompleks Al-Aqsa. Apalagi, titik tersebut sebenarnya kerap menjadi lokasi awal letupan pada konflik-konflik Israel-Palestina di masa-masa sebelumnya.

Para militan Palestina pun telah mendesak seluruh warga Muslim di Israel dan Tepi Barat untuk berbondong-bondong menuju Masjid Al-Aqsha selama Ramadan sebagai bentuk protes atas pembatasan yang dilakukan Israel.

“Ada ketakutan besar di kalangan masyarakat mengenai seperti apa Ramadan tahun ini dan bagaimana polisi Israel akan berperilaku ketika kami masuk dan keluar ke dalam kota,” kata Imad Mona, pemilik toko buku di luar Kota Tua.

Israel sebenarnya telah membatasi akses ke Masjid Al-Aqsa dalam berbagai tingkatan selama bertahun-tahun, termasuk dengan melarang para pemuda dengan alasan masalah keamanan.

Kompleks Al-Aqsha memang telah lama menjadi ruang keagamaan yang sangat diperebutkan, karena terletak di Bukit Bait Suci, yang oleh orang Yahudi dianggap sebagai situs paling sakral bagi mereka. Kota ini terletak di Yerusalem timur, bagian dari kota yang diduduki Israel selama perang Timur Tengah tahun 1967 dan kemudian dianeksasi.

Di sisi lain, tidak banyak pemilik toko di Kota Tua yang berani memberikan pandangan mereka tentang gambaran Ramadan yang akan datang. Pasalnya, puluhan warga Palestina telah ditahan oleh Israel karena postingan yang di media sosial yang dituding memuat ujaran kebencian dan fitnah.

Konflik dan ketegangan yang terus memanas selama berbulan-bulan itu juga sudah barang tentu berdampak pada kesulitan ekonomi akibat semakin minimnya jumlah warga Palestina yang berbelanja di Kota Tua.

“Bukan hanya toko saya yang terkena dampaknya, tapi semua pedagang di sini,” kata Jihad Abu Salih, pedagang oleh-oleh berupa manisan dan kue khas Yerusalem.

“Ini sangat menyedihkan,” keluhnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.