Prof. Rokhmin Dahuri: Impor Beras Bisa Picu Amarah Rakyat, DPR Panggil Menko Pangan

Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri. Foto: Diskominfo Kab. Cirebon

Ikhbar.com: Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menyoroti tata kelola pangan nasional yang dinilainya penuh anomali.

Ia secara tegas memperingatkan pemerintah agar tidak membuka keran impor beras karena hal tersebut dapat memicu kemarahan petani dan rakyat, sekaligus mempertanyakan efektivitas koordinasi di bawah Menteri Koordinator Pangan.

Prof. Rokhmin, sapaan akrabnya, mengingatkan kembali janji yang disampaikan Presiden pada akhir tahun lalu, yang menyatakan Indonesia tidak akan mengimpor empat komoditas pangan strategis.

Baca: Prof Rokhmin Dahuri: Potensi ‘Blue Food’ Bisa Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

“Desember tahun lalu, Presiden sudah pidato berapi-api, didampingi Pak Zulkifli Hasan, Pak Amran, dan Menteri Perdagangan, waktu konferensi pers, bahwa empat komoditas pangan untuk tahun ini nggak akan impor, yaitu beras, kemudian gula, jagung, dan garam,” ujar Prof. Rokhmin, di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta, dikutip pada Kamis, 4 September 2025.

Ironisnya, menurut legislator PDI Perjuangan tersebut, klaim pemerintah mengenai stok beras yang melimpah sepanjang sejarah tidak sejalan dengan realitas di lapangan.

Faktanya, harga beras justru terus merangkak naik dan ketersediaannya seolah menurun.

Karena kondisi yang terus bergejolak ini, Komisi IV DPR berencana memanggil Menteri Koordinator Pangan, Zulkifli Hasan.

“Di mana peran Menko Pangan? Seolah-olah nggak ada koordinasi antar kementerian sektoral, pertanian, perdagangan, lalu ada Bapanas, Bulog,” katanya.

Salah satu polemik yang akan dibahas adalah temuan Komisi IV mengenai 300 ribu ton beras yang membusuk di gudang Bulog, padahal pihaknya telah menerima keluhan dari petugas Bulog di berbagai daerah sejak Februari lalu.

Baca: Prof. Rokhmin Dahuri: SDM dan Kejujuran Jadi Kunci Indonesia Emas 2045

Ia mencurigai adanya permainan mafia di balik karut-marut perberasan nasional. Ia khawatir ada oknum yang sengaja menahan pasokan untuk menciptakan kelangkaan di pasar, yang pada akhirnya dijadikan alasan untuk melakukan impor.

“Ini kan penyakit bangsa ini seolah-olah berulang, setiap tahun candu impor dan itu menggiurkan,” pungkasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.