Ikhbar.com: Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri menyerukan pentingnya peran generasi muda dalam membangun kemandirian bangsa melalui pengembangan blue economy alias ekonomi biru.
Pesan tersebut ia sampaikan kepada 200 mahasiswa dalam kuliah umum di Politeknik Negeri Perikanan Kota Tual, Maluku pada Kamis, 6 November 2025.
Dalam acara yang mengusung tema “Peran Mahasiswa Politeknik Negeri Perikanan Tual dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045” itu, Prof. Rokhmin menyebut bahwa masa depan Indonesia sangat bergantung pada bagaimana anak muda memanfaatkan potensi laut yang luar biasa besar.
“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 77 persen wilayah berupa laut, potensi ekonomi kelautan kita mencapai 1,4 triliun dolar AS per tahun, namun baru dimanfaatkan sekitar 30 persen,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa laut bukan sekadar sumber daya alam, tetapi masa depan ekonomi bangsa. “Anak muda harus berani menjadi pelaku, bukan hanya penonton. Jangan hanya bercita-cita menjadi ASN, tapi jadilah wirausaha, inovator, dan pencipta lapangan kerja di sektor kelautan,” ujarnya.
Dalam paparannya, Prof. Rokhmin menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Meskipun ekonomi Indonesia kini masuk 20 besar dunia dengan PDB 1,39 triliun dolar AS, pertumbuhan ekonomi masih stagnan di kisaran 5 persen per tahun.
Selain itu, tingkat kemiskinan, pengangguran muda, dan ketimpangan sosial masih tinggi. “Bonus demografi hanya akan menjadi beban jika kualitas SDM kita rendah. Anak muda harus tangguh, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan global,” katanya.
Ia juga menyoroti rendahnya kapasitas inovasi, daya saing, dan minat berwirausaha di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah wirausahawan di Indonesia baru mencapai 3,5% dari total penduduk, alias masih jauh di bawah standar minimal Bank Dunia sebesar 7%.
Baca: Prof Rokhmin Dorong Kota Tual Jadi Model Ekonomi Biru Nasional
“Tanpa jiwa entrepreneurship, kita akan sulit keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah. Karena itu, anak muda harus memiliki semangat untuk menciptakan nilai tambah, bukan sekadar mencari pekerjaan,” ujarnya.
Guru Besar IPB University itu menegaskan bahwa ekonomi biru merupakan salah satu jalan paling strategis untuk membawa Indonesia menjadi negara maju. Ia memaparkan, potensi ekonomi dari sebelas sektor kelautan mencapai 1,3 triliun dolar AS per tahun dan mampu menyerap hingga 45 juta tenaga kerja.
“Negara seperti Norwegia, Jepang, dan Korea Selatan menjadikan laut sebagai penggerak utama ekonomi. Indonesia seharusnya bisa jauh lebih hebat karena kita punya laut yang luas dan kekayaan hayati terbesar di dunia,” jelasnya.
Ia menambahkan, investasi di sektor kelautan tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga mampu menjaga keberlanjutan lingkungan dan menciptakan keseimbangan antarwilayah.
“Dengan IPTEK dan manajemen modern, laut bisa menjadi motor kemajuan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan,” ujar sosok yang menjabat Menteri Perikanan dan Kelautan 2001-2004 itu.
Prof. Rokhmin mengakhiri kuliah umumnya dengan pesan penuh semangat kepada generasi muda agar menjadi agen perubahan. Ia menekankan bahwa masa depan Indonesia tidak bisa diserahkan kepada pemerintah semata, melainkan ditentukan kontribusi nyata anak muda di setiap daerah.
“Kalianlah generasi yang akan menentukan apakah Indonesia benar-benar menjadi negara maritim besar pada 2045. Jadilah generasi pembaru, pencipta inovasi, dan penjaga laut Nusantara,” tuturnya.
Ia juga menyerap aspirasi masyarakat setempat, termasuk terkait kebutuhan kapal 30 GT bagi nelayan Maluku serta pengadaan bus sekolah untuk mendukung akses pendidikan di wilayah pesisir.
“Semua upaya ini bermuara pada satu tujuan: mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pengelolaan laut yang cerdas dan berkelanjutan,” tandasnya.