Ikhbar.com: Pertemuan tingkat tinggi di Sharm el-Sheikh, Mesir, menandai babak baru dalam upaya mengakhiri perang antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
Dalam forum yang dihadiri lebih dari 20 negara, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, menandatangani kesepakatan fase pertama gencatan senjata Gaza.
Baca: Anggota Parlemen Israel Kutuk Netanyahu, Sebut Pengakuan Palestina Harga Mati
Dalam sambutannya, Trump menyebut pertemuan tersebut sebagai “terobosan bersejarah,” seraya menyoroti kerja sama luar biasa antara berbagai pihak.
“Ini adalah momen yang menandai fajar baru bagi Timur Tengah,” ujar Trump, dikutip dari Al Arabiya, pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Sementara itu, Presiden al-Sisi menegaskan pentingnya peran Mesir sebagai mediator dan penjaga stabilitas kawasan.
Kesepakatan yang ditandatangani mencakup pertukaran besar tahanan: Hamas membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup, sedangkan Israel melepaskan hampir 1.900 tahanan Palestina.
Perjanjian itu juga memuat rencana pembentukan badan pemerintahan teknokrat di Gaza di bawah pengawasan internasional, penempatan pasukan penjaga perdamaian, serta program rekonstruksi senilai sekitar 53 miliar dolar AS (setara Rp857 triliun).
Baca: Peringatan Dua Tahun Perang Gaza, Dunia Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina
Dana tersebut akan digunakan untuk membangun kembali infrastruktur dan menstabilkan kondisi sosial ekonomi Gaza.
Al-Sisi mendorong agar pertemuan tersebut menghasilkan langkah nyata, bukan sekadar simbolik.