Ikhbar.com: Survei terbaru dari organisasi amal yang concern dengan isu perempuan muda, Girlguiding, menunjukkan peningkatan kasus penyebaran konten seksual tanpa izin dan perundungan siber terhadap perempuan muda.
Meskipun demikian, banyak dari mereka tetap enggan berhenti menggunakan media sosial karena takut kehilangan momen, atau lebih dikenal dengan istilah fear of missing out (FOMO).
Baca: 75 Juta Gen Z Indonesia Terancam Seret Rezeki akibat YOLO dan FOMO, Apa Itu?
Lembaga yang berbasis di Inggris itu menyatakan, lebih dari setengah responden berusia 11-21 tahun mengaku tetap aktif di platform seperti TikTok, Snapchat, dan WhatsApp, walaupun satu dari lima responden telah menjadi korban stalking online (penguntitan daring), dan lebih dari sepertiga melihat gambar seksual yang tidak diinginkan.
Sebanyak 85% perempuan muda melaporkan mengalami seksisme dalam kehidupan sehari-hari, baik secara langsung maupun online. Dampaknya, hampir setengah dari mereka merasa kurang aman. Kondisi ini lebih dari dua kali lipat jumlahnya dibandingkan sepuluh tahun lalu.
Baca: Tips Kebal Godaan Tren Hiburan
CEO Girlguiding, Angela Salt, menyoroti penurunan kepercayaan diri gadis-gadis ini, dan mendorong pemerintah untuk mengatasi meningkatnya misogini, melalui pendidikan yang lebih baik tentang seks, hubungan, dan kesehatan di sekolah.
“Seksisme tetap meluas, meninggalkan banyak gadis merasa rentan dan tidak aman,” katanya, dikutip dari The Guardian, pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Advokat Girlguiding berusia 17 tahun, Jiya, mengatakan bahwa, tekanan sosial di media memperburuk perasaan kesepian, dan mengikis kepercayaan diri.
Baca: Seabrek Salah Kaprah tentang Gen Z
“Walaupun kita lebih terhubung, kita juga lebih terekspos pada penilaian dan perbandingan, melalui penghinaan terhadap tubuh, lelucon seksis, perundungan online, dan objektivasi. Ini memperburuk rasa kesepian dan mengikis kepercayaan diri kita, yang membuatnya semakin sulit untuk merasa positif tentang masa depan,” ujarnya.
Di sisi lain, sebagian responden (44%) tetap merasa optimis tentang masa depan mereka.