Pemred Ikhbar.com: AI bukan Ancaman, Tapi Mitra Cerdas Jurnalis

Pemred Ikhbar.com, Ustaz Sofhal Adnan, di hadapan pelajar SMAN 1 Lemahabang, Kabupaten Cirebon, dalam kegiatan “Workshop Jurnalistik Cerdas: Menulis Berita di Era AI”, yang digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa, pada Selasa, 28 Oktober 2025. Dok IKHBAR

Ikhbar.com: Pemimpin Redaksi Ikhbar.com, Ustaz Sofhal Adnan, menegaskan bahwa Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan bukan ancaman bagi dunia jurnalistik, melainkan sahabat baru bagi jurnalis muda yang cerdas dan kreatif.

Hal itu disampaikan Ustaz Sofhal dalam kegiatan “Workshop Jurnalistik Cerdas: Menulis Berita di Era AI” yang diselenggarakan SMA Negeri 1 Lemahabang, Cirebon, pada Selasa, 28 Oktober 2025, sekaligus dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa.

“AI tidak akan pernah bisa menggantikan manusia. Ia hanya membantu penulis berpikir lebih cepat, menulis lebih rapi, dan memperluas sudut pandang,” kata Ustaz Sofhal.

Menurutnya, teknologi AI memiliki fungsi penting pada tahap awal penulisan. AI dapat membantu mencari ide, menentukan topik, serta menemukan sudut pandang berita yang menarik dan berbeda.

Baca: Iman adalah Kecerdasan Tertinggi di Era AI

“Dengan bantuan AI, penulis dapat menemukan inspirasi lebih cepat dan memperluas cakrawala berpikirnya,” ujarnya.

Meski demikian, Ustaz Sofhal menekankan bahwa penggunaan AI tidak boleh menghilangkan peran manusia. AI masih memiliki keterbatasan dalam memahami konteks sosial dan budaya lokal.

“AI memang bisa menulis dengan cepat, tetapi tidak memahami makna di balik peristiwa. Itulah peran penting jurnalis,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa kemampuan menulis berita merupakan dasar dari berbagai bentuk penulisan lainnya. Menurutnya, kebiasaan menyusun fakta dengan struktur yang logis dan bahasa yang efisien akan melatih ketelitian dan memperkuat logika berpikir penulis.

“Penulis yang terbiasa menulis berita akan lebih mudah menulis karya sastra karena sudah terbiasa berpikir faktual dan kronologis,” katanya.

Ustaz Sofhal juga menyoroti peran AI dalam penyuntingan berita. Berbagai aplikasi seperti Grammarly, Quillbot, Hemingway App, dan ChatGPT dapat digunakan untuk memperbaiki ejaan, struktur kalimat, serta menjaga konsistensi gaya penulisan. Namun, penggunaannya tetap harus diawasi agar tidak menghilangkan ciri khas penulis.

“AI bisa memperhalus kalimat, tetapi jangan biarkan ia menghapus karakter penulis,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa masa depan jurnalistik terletak pada kolaborasi antara manusia dan teknologi, bukan pada persaingan di antara keduanya.

“AI mempercepat proses, tetapi makna dan nilai tetap lahir dari hati penulis,” tandasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.