Pembunuhan Atlet Palestina Picu Desakan Larangan Israel di Kancah Olahraga Global

Seruan boikot Israel di ajang olahraga internasional kembali menguat di tengah desakan agar federasi global bertindak tegas. Foto: Anadolu Agency

Ikhbar.com: Seruan untuk melarang partisipasi Israel dalam seluruh ajang olahraga global kembali mengemuka, menyusul tewasnya ratusan atlet Palestina akibat agresi militer yang terus berlanjut.

Akademisi dan aktivis, Nathan Kalman-Lamb dan Rebecca O’Keeffe, berpendapat bahwa pengucilan dari dunia olahraga adalah langkah krusial yang harus segera diambil komunitas internasional.

Argumentasi ini didasari serangkaian peristiwa tragis, termasuk penembakan pemain basket nasional Palestina, Mohammed Shaalan, dan tewasnya legenda sepak bola Gaza, Suleiman Obeid, oleh pasukan Israel. Keduanya terbunuh saat sedang mencari bantuan kemanusiaan.

Baca: Israel Tetapkan Gaza sebagai ‘Zona Pertempuran Berbahaya’

Mereka menyebut praktik ini sebagai athleticide, atau pembunuhan sistematis terhadap atlet sebagai bagian dari kampanye genosida untuk menghapus identitas budaya Palestina.

Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) melaporkan bahwa 808 atlet telah terbunuh sejak 7 Oktober 2023.

“Semua pihak harus bekerja sama untuk melarang Israel dari olahraga global sebelum terlambat,” ungkap mereka, dikutip dari Anadolu Agency, pada Jumat, 5 September 2025.

Gerakan boikot ini secara eksplisit mencontoh kampanye sukses yang pernah mengisolasi Afrika Selatan dari olahraga internasional. Langkah tersebut diyakini berkontribusi signifikan terhadap runtuhnya rezim apartheid pada masa itu.

Aksi nyata telah diorganisir di berbagai negara. Di Irlandia, tim bola basket putri sempat didesak untuk memboikot laga Kualifikasi Eurobasket melawan Israel.

Sementara itu, di Kanada, sebuah surat terbuka diorganisir untuk menentang pertandingan tenis Piala Davis antara Kanada dan Israel.

Surat tersebut menuntut agar otoritas olahraga Kanada menolak untuk melegitimasi pertandingan ini dan melarang atlet Kanada untuk bertanding melawan atlet Israel di Piala Davis dan semua ajang internasional lainnya.

Baca: Survei: Mayoritas Warga AS Dukung Palestina dan Tolak Biayai Militer Israel

Surat itu telah ditandatangani ratusan atlet, pejabat, dan intelektual publik Kanada.

Tekanan dari figur berpengaruh di dunia olahraga juga mulai menunjukkan dampak.

Cuitan singkat dari legenda sepak bola Mo Salah berhasil memancing respons dari UEFA terkait pembunuhan Suleiman Obeid.

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, kemudian mengakui bahwa pertanyaan mengenai partisipasi Israel dalam kompetisi UEFA adalah isu yang sah dan sulit untuk diabaikan.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.