Ikhbar.com: Partai oposisi Belanda, Denk, meminta tindakan hukum terhadap penggemar Israel yang diduga memprovokasi, dan terlibat kekerasan sebelum pertandingan Ajax-Maccabi Tel Aviv, pada 7 November 2024, di Amsterdam.
Pemimpin Denk, Sheher Khan, juga mengkritik Wali Kota Amsterdam, Femke Halsema, atas penggunaan istilah pogrom untuk menggambarkan insiden tersebut, yang biasanya mengacu pada serangan terhadap Yahudi selama Holocaust.
Khan menuduh wali kota memberikan pandangan yang bias, dan tidak mempertimbangkan provokasi dari penggemar Israel, yang dilaporkan merobek bendera Palestina, serta meneriakkan slogan rasis.
Baca: Suporter Sepak Bola Prancis Tolak Kehadiran Timnas Israel
Insiden ini, menurut Khan, memicu emosi masyarakat di Amsterdam, terlebih dengan situasi krisis kemanusiaan di Gaza.
Sebanyak 40 orang ditahan dalam kejadian ini, termasuk 10 warga Israel. Khan mendesak Belanda untuk meminta Israel mengembalikan warganya untuk diadili jika terbukti bersalah.
“Mereka sekarang sudah kembali ke Israel, tapi saya berharap pihak berwenang Belanda akan meminta Israel untuk membawa para pelaku tersebut kembali ke Amsterdam sehingga kita bisa menilai tindakan mereka jika mereka terbukti bersalah,” ungkap Khan, dikutip dari Anadolu Agency, pada Jum’at, 15 November 2024.
Ia juga menyerukan Asosiasi Sepak Bola Uni-Eropa (UEFA) untuk mempertimbangkan pelarangan terhadap klub-klub sepak bola Israel, seperti yang diterapkan pada klub-klub Rusia, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia.
Baca: Ejek Palestina, Suporter Klub Sepak Bola Israel Dikroyok Warga Amsterdam
Khan menekankan bahwa tindakan protes ini dilakukan sebagai respons terhadap apa yang dianggapnya sebagai situasi genosida, bukan untuk mencari perhatian. Ia berharap penanganan yang serius agar ketegangan masyarakat tidak berlarut-larut.
Setelah pertandingan, penggemar Maccabi Tel Aviv juga terlibat bentrokan dengan warga setempat, dan diduga melakukan tindakan provokatif, seperti mengganggu momen hening untuk menghormati korban bencana di Spanyol.