Media Asing Soroti Gejolak di Indonesia: Alarm bagi Pemerintahan Prabowo

Seorang pengunjuk rasa membawa bendera Merah Putih berjalan melewati gerbang Mabes Polri yang dibakar saat unjuk rasa. Foto: Reuters

Ikhbar.com: Sejumlah media internasional menyoroti eskalasi kerusuhan di beberapa kota besar di Indonesia, yang menjadi ujian besar pertama bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang belum genap setahun menjabat.

Rangkaian demonstrasi yang dipicu isu tunjangan anggota dewan ini memuncak setelah seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas tertabrak kendaraan lapis baja polisi, yang kemudian menyulut kemarahan publik yang lebih luas dan aksi anarkis.

“Kasus Affan berpotensi menjadi simbol perlawanan terhadap jarak yang semakin lebar antara elite politik dan rakyat biasa,” tulis media berbahasa Inggris, The Strait Times, dikutip pada Sabtu, 30 Agustus 2025.

Kerusuhan terbaru dilaporkan terjadi di Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, pada Jumat malam, 29 Agustus 2205.

Menurut laporan yang ditulis Reuters, tiga orang tewas dan lima lainnya luka-luka setelah massa pengunjuk rasa membakar gedung DPRD setempat. Korban jiwa diduga terjebak di dalam gedung yang terbakar.

Reuters juga menulis, gelombang protes tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga menyebar ke kota-kota lain seperti Bandung dan Surabaya, dengan para pengemudi ojek online turun ke jalan menuntut keadilan.

Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan investigasi menyeluruh atas insiden tersebut.

Baca: Gusdurian: Insiden Polisi Lindas Ojol Jadi Alarm Demokrasi

“Saya terkejut dan kecewa dengan tindakan berlebihan yang dilakukan para petugas,” ujar Prabowo.

Presiden juga telah mengunjungi kediaman almarhum untuk menyampaikan belasungkawa, sementara pihak kepolisian telah menahan tujuh petugas yang berada di dalam kendaraan tersebut untuk pemeriksaan etik.

Di tengah gejolak sosial ini, pemerintah juga menyoroti peran media sosial dalam memperkeruh suasana.

Sebelum kerusuhan memuncak, Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi) telah memanggil perwakilan Meta (induk perusahaan Instagram) dan TikTok.

Wakil Menteri (Wamen) Komdigi, Angga Raka Prabowo, menyatakan bahwa penyebaran disinformasi, seperti video deep fake Menteri Keuangan Sri Mulyani dan video kerusuhan lama yang dilabeli baru, telah memicu kemarahan publik dan mendorong sebagian remaja untuk ikut dalam demonstrasi.

Baca: Menag Doakan Affan, Ojol yang Dilindas Rantis Brimob Termasuk Syuhada

Pemerintah mendesak platform-platform tersebut untuk lebih proaktif dalam memoderasi konten berbahaya, termasuk pornografi dan judi online, dengan ancaman sanksi mulai dari denda hingga pencabutan izin operasi.

Dampak dari kerusuhan ini turut mengguncang kepercayaan investor. Nilai tukar Rupiah melemah 0,9% menjadi Rp 16.495 per Dolar AS, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok hingga 2,3%.

Selain itu, sejumlah sekolah dan perkantoran di Jakarta terpaksa memulangkan siswa dan karyawannya lebih awal, serta beberapa layanan transportasi publik sempat terganggu akibat demonstrasi.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.