Ikhbar.com: Delapan dekade setelah tragedi Hiroshima dan Nagasaki, para penyintas bom atom di Jepang kembali menyerukan penghapusan senjata nuklir di tengah meningkatnya ancaman global.
Kunihiko Iida (83), penyintas sekaligus pemandu relawan di Taman Perdamaian Hiroshima, mengaku butuh 60 tahun untuk berani menceritakan pengalamannya ke publik.
Baca: Perkumpulan Mantan Korban Bom Hiroshima Jepang Raih Nobel Perdamaian
Ia selamat dari ledakan bom saat berusia tiga tahun, namun kehilangan ibu dan adik akibat radiasi.
“Satu-satunya jalan menuju perdamaian adalah penghapusan senjata nuklir. Tidak ada cara lain,” ujar Iida, dikutip dari Arab News, pada Rabu, 6 Agustus 2025.
Fumiko Doi (86), penyintas Nagasaki, selamat karena keretanya terlambat tiba di lokasi jatuhnya bom. Ia menyembunyikan statusnya selama bertahun-tahun karena takut diskriminasi. Kini, ia aktif mengikuti aksi damai.
“Beberapa orang sudah lupa tentang pengeboman atom… Itu menyedihkan,” ujarnya.
Baca: Bocah Hiroshima Pandu Turis Asing, Peringatkan Bahaya Perang Nuklir
Pasca KTT G7 2023 dan penghargaan Nobel untuk kelompok penyintas, kunjungan ke museum perdamaian meningkat.
Pertemuan singkat dengan para penyintas membuat tragedi ini terasa nyata bagi pengunjung.