Konflik Gaza Pengaruhi Pemilu Australia

Seorang wanita berjalan melewati spanduk kampanye yang menggambarkan kandidat Watson, Dr. Ziad Basyouny, seorang independen, dan Tony Bourke, dari Partai Buruh, di Lakemba, Australia. Foto: REUTERS/Hollie Adams

Ikhbar.com: Perang di Gaza mengguncang politik Australia menjelang pemilu 3 Mei. Isu ini menggerus dukungan terhadap Partai Buruh yang tengah berkuasa, baik dari pemilih Muslim maupun Yahudi.

Aktivis HAM keturunan Suriah-Irak di Sydney, Az Fahmi, dulunya relawan setia Partai Buruh. Kini, ia justru berkampanye melawan Menteri Urusan Dalam Negeri Tony Burke.

“Satu-satunya waktu mereka mau mendengar adalah saat pemilu,” kata Fahmi, mengutip dari Reuters, pada Selasa, 8 April 2025.

Fahmi kecewa atas sikap pemerintah yang dinilainya lemah dalam membela Palestina. Ia berharap pemilu menghasilkan parlemen minoritas, di mana tokoh independen seperti Basyouny bisa punya pengaruh.

Baca: Israel Sumbat Aliran Air ke Gaza

“Gaza benar-benar menggerakkan banyak orang,” katanya.

Di sisi lain, ibu rumah tangga Yahudi di Brisbane, Hava Mendelle, juga menarik dukungan karena pemerintah dianggap tak cukup tegas merespons meningkatnya serangan antisemit. Ia kini memimpin kampanye untuk menjatuhkan Buruh di sejumlah dapil.

Pemerintahan PM Anthony Albanese mencoba menyeimbangkan dukungan terhadap Israel dan seruan gencatan senjata, namun gagal memuaskan kedua belah pihak.

Akibatnya, Partai Buruh terancam kehilangan suara di sembilan kursi penting, termasuk wilayah mayoritas Muslim di Sydney Barat dan pemilih Yahudi di kota besar.

Pemilih Muslim hanya 3,2% populasi, tetapi bisa mencapai sepertiga di beberapa dapil. Sementara itu, warga Yahudi yang hanya 0,5% nasional, memiliki pengaruh besar di distrik elite Sydney dan Melbourne. Analis memperkirakan Partai Buruh bisa kehilangan hingga 20% suara di wilayah mayoritas Muslim.

Dokter Muslim independen penantang Tony Burke, Ziad Basyouny, menilai Gaza sebagai pemicu utama perlawanan terhadap dominasi Buruh.

“Isu Gaza menjadi titik balik,” ujarnya.

Baca: UNICEF Tutup 21 Klinik Gizi Anak di Gaza

Gerakan akar rumput The Muslim Vote menyatakan akan menempatkan Buruh di urutan terakhir dalam kartu suara. Sementara itu, oposisi konservatif justru menggandeng komunitas Yahudi dengan mencalonkan tokoh-tokoh pro-Israel seperti Ro Knox dan Tim Wilson.

“Anda harus berpihak,” kata pemilih Yahudi, Shaun Eliastam, di Bondi.

Konflik Gaza yang dianggap jauh kini terasa dekat berkat media sosial dan koneksi keluarga, membuatnya menjadi isu lokal di mata banyak pemilih.

“Untuk pertama kalinya dalam sejarah komunitas kami, pemilih menentukan pilihan berdasarkan isu Israel dan antisemitisme,” ujar Alex Ryvchin dari Dewan Eksekutif Komunitas Yahudi Australia.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.