Ikhbar.com: Menteri Agama (Menag) Periode 2014-2019, KH Lukman Hakim Saifuddin meminta Presiden Prabowo Subianto untuk segera membebaskan mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan usai aksi demonstrasi.
Permintaan tersebut disampaikan Kiai Lukman Hakim dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara pada Kamis, 11 September 2025. Menurutnya, penahanan itu berpotensi mengganggu hak pendidikan generasi muda yang seharusnya tetap terjamin.
Dialog yang berlangsung hampir tiga jam itu diinisiasi Gerakan Nurani Bangsa (GNB) dan dihadiri berbagai tokoh lintas agama serta kebangsaan. Di antaranya hadir Prof. Dr. KH Muhammad Quraish Shihab, Ny. Hj. Sinta Nuriyah Wahid, Romo Franz Magnis Suseno, hingga. Selain itu, Menag Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar turut mendampingi Presiden sepanjang pertemuan tersebut.
Kiai Lukman Hakim menegaskan bahwa GNB membawa aspirasi masyarakat sipil, termasuk mahasiswa. Ia menyebut Presiden tidak hanya menerima masukan, tetapi juga membahas satu per satu tuntutan yang dikenal dengan istilah 17+8 serta sejumlah poin lainnya.
“Selain apa yang dikenal dengan istilah 17+8, ada banyak tuntutan lain yang diterima dengan baik, bahkan dibahas secara detil oleh Presiden,” jelasnya.
Baca: Ayat-ayat Panduan Demonstrasi
Kiai Lukman Hakim juga menyoroti pentingnya komisi investigasi independen untuk mengungkap peristiwa Agustus lalu yang menelan korban jiwa. Ia menekankan bahwa pembentukan lembaga itu akan menjadi langkah nyata dalam menegakkan keadilan.
Dalam kesempatan yang sama, Menag Nasaruddin menjelaskan bahwa suasana pertemuan berjalan terbuka dan hangat. Presiden, kata dia, langsung menanggapi beragam pertanyaan dari para tokoh GNB.
“Semuanya kita berharap insyaallah ke depan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang lebih besar, rukun, damai, dan menjadi kebanggaan kita semuanya,” ujarnya.
Selain isu mahasiswa dan investigasi, GNB juga menyuarakan reformasi di bidang ekonomi, politik, hukum, hingga hak asasi manusia.
Aspirasi tersebut, menurut Menag Nasaruddin, sejalan dengan arah kebijakan Presiden. “Apa yang ada di Nurani Bangsa juga ada di nurani Presiden. Jadi gayung bersambut. Harapan yang disampaikan teman-teman justru sudah ada dalam konsep Presiden, terutama soal reformasi kepolisian,” tandasnya.
Senada, Prof. Quraish Shihab menilai diskusi itu produktif karena Presiden merespons dengan baik berbagai masukan.
“Apa yang kami sampaikan dipahami dengan baik sehingga dialog hari ini sungguh bermanfaat untuk kemajuan bangsa dan negara,” ungkapnya.