Ikhbar.com: Kementerian Agama (Kemenag) resmi mengumumkan perkembangan terbaru terkait Pesantren Award 2025. Ajang tersebut merupakan penghargaan bergengsi yang ditujukan untuk tokoh, santri, pesantren, dan kepala daerah yang dinilai berjasa dalam memperkuat ekosistem pesantren di Indonesia.
Kemenag menegaskan bahwa proses seleksi tahun ini bakal berlangsung sangat ketat. Hal iti karena dalam pelaksanaanya melibatkan banyak pihak demi menjaga objektivitas penilaian.
Direktur Pesantren Kemenag, KH Basnang Said, menegaskan bahwa mekanisme seleksi berjalan transparan.
Baca: Punya Tokoh Idola dari Kalangan Santri? Yuk Daftarkan ke Link Pesantren Award Kemenag!
“Kementerian Dalam Negeri ikut memberi dukungan dengan menerbitkan surat edaran kepada pemerintah daerah agar mengusulkan kepala daerah yang layak menerima penghargaan,” ujarnya di Jakarta pada Senin, 15 September 2025.
Ajang Pesantren Award 2025 akan mencapai puncaknya pada peringatan Hari Santri, 20 Oktober 2025. Selama periode pendaftaran pada 11–20 Agustus lalu, ratusan tokoh telah diusulkan melalui berbagai jalur, baik pemerintah daerah, kantor wilayah Kemenag, maupun organisasi masyarakat Islam.
Kiai Basnang menambahkan, keputusan akhir akan sepenuhnya berada di tangan dewan juri independen. “Penetapan penerima penghargaan, termasuk kategori bergengsi Lifetime Achievement, menjadi kewenangan penuh tim juri,” katanya.
Adapun empat kategori penghargaan yang diperebutkan yakni: Kepala Daerah Peduli Pesantren, Pesantren Transformatif, Santri Inspiratif, dan Tokoh Pesantren (Lifetime Achievement).
Ketua Tim Penilai Pesantren Award 2025, Ny. Hj. Alissa Wahid, menekankan bahwa kredibilitas penghargaan ini bergantung pada kualitas seleksi.
Menurutnya, antusiasme yang terlihat dari jumlah usulan menunjukkan betapa pesantren memiliki peran vital di masyarakat. Data sementara mencatat 132 usulan Santri Inspiratif, 118 Pesantren Transformatif, dan puluhan usulan untuk kategori Kepala Daerah.
“Setelah seleksi administrasi, hanya 10 kandidat terbaik di tiap kategori yang masuk daftar pendek. Dari sana, disaring kembali menjadi tiga finalis untuk menjalani presentasi dan wawancara,” jelas Ny. Alissa.
Ia menambahkan, kategori Lifetime Achievement akan diproses lebih mendalam karena menyangkut kontribusi tokoh pesantren yang berpengaruh besar bagi pendidikan nasional.
Sebagai bentuk dokumentasi, Kemenag juga akan menerbitkan karya tulis dari tokoh penerima penghargaan. Rangkaian penjurian sendiri dibagi dua tahap, yakni sidang daring pada 18 September 2025 untuk menentukan tiga finalis tiap kategori, lalu sidang tatap muka pada 22–24 September 2025 yang menghadirkan sesi presentasi dan wawancara langsung.
Ny. Alissa menegaskan, Pesantren Award bukan sekadar seremoni. “Penghargaan ini harus menjadi panggung yang kredibel, inspiratif, dan berdampak. Harapannya bisa mendorong lahirnya standar baru kualitas dan dedikasi dunia pesantren,” pungkasnya.