Ikhbar.com: Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Mohamad Yahya, M.Hum. menyoroti bagaimana wacana Sustainable Development Goals (SDGs) dipahami oleh kalangan pesantren dan akademisi Islam.
Menurutnya, pandangan terhadap SDGs di lingkungan pesantren sangat beragam. Meski sebagian memaknainya sebagai upaya pemberantasan kemiskinan, tidak sedikit pula yang menilainya hanya sebagai “rotasi wacana Barat.”
Baca: Ponpes Ketitang Tekankan Pentingnya Ilmu Tafsir bagi Mahasiswa PPL UIN Cirebon
Hal itu ia sampaikan dalam sambutan pembukaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa IAT di Kantor Redaksi Ikhbar.com.
“Saya membaca 66 paper, dan 40% di antaranya menafsirkan SDGs sebagai wacana global yang jauh dari akar perjuangan umat. Saya khawatir agenda kemanusiaan itu tidak menjadi tema utama perjuangan kita,” ujar Yahya, pada Kamis, 4 September 2025.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya sinergi antara Jurusan IAT dan Ikhbar untuk mengembangkan pola pengelolaan sekaligus memperkaya diskursus keislaman.
“Antara Ikhbar dan IAT bisa saling belajar, bukan hanya dalam hal produksi ilmu, tetapi juga ikut serta dalam wacana kebaikan yang menyentuh isu-isu kemanusiaan,” tegasnya.
Yahya juga mengingatkan mahasiswa agar tidak hanya terpaku pada studi teks, tetapi mampu membaca realitas sosial dan menempatkan diri dalam percakapan global.
“Mahasiswa harus hadir bukan sekadar sebagai pembaca, tetapi juga penulis dan pelaku dalam wacana keislaman terkait SDGs. Dengan begitu, agenda kemanusiaan tidak akan hilang dari nilai perjuangan kita,” tutupnya.
Baca: UIN Cirebon Diharap Jadi Percontohan Kampus Masa Depan
PPL Mahasiswa IAT tahun ini dilaksanakan di Ikhbar sebagai ajang penguatan kompetensi akademik sekaligus keterlibatan sosial.
Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang praktik bagi mahasiswa untuk mengintegrasikan ilmu tafsir dengan isu-isu kontemporer, termasuk SDGs.