Ikhbar.com: Jurnal medis dunia berbasis di London, Inggris, Lancet merilis data jumlah korban jiwa akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melampaui 186 ribu orang.
“Angka tersebut mewakili hampir 8 persen dari populasi Gaza sebelum perang yang berjumlah 2,3 juta jiwa,” tulis mereka, dikutip pada Selasa, 9 Juli 2024.
Baca: Arab Saudi Ajak Publik Internasional Jatuhkan Sanksi ke Israel
Menurut mereka, Kementerian Kesehatan Gaza memang menyebut lebih dari 38 ribu warga Palestina terbunuh sejak Israel melancarkan serangan militer di jalur tersebut pada Oktober 2023 lalu.
“Namun, jumlah kematian sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi seiring rusaknya fasilitas kesehatan, jaringan distribusi makanan, dan infrastruktur vital lainnya,” sebut Lancet.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA)juga menghadapi pemotongan dana yang signifikan, yang memperburuk krisis kemanusiaan.
Menurut data PBB, hingga Februari 2024, lebih dari 10 ribu mayat diyakini terkubur di bawah reruntuhan, dengan 35 persen bangunan di Gaza telah hancur.
“Dalam konflik baru-baru ini, jumlah kematian tidak langsung berkisar antara tiga hingga 15 kali lipat,” katanya.
“Bukan hal yang tidak masuk akal untuk memperkirakan bahwa hingga 186 ribu atau bahkan lebih kematian dapat disebabkan hal tersebut,” sambung Lancet.
Baca: Turki Tolak Isi BBM Pesawat Israel
Studi Lancet juga menanggapi klaim pemalsuan data oleh Kementerian Kesehatan Gaza, dengan menyatakan bahwa intelijen Israel, PBB, dan Organisasi Kesehatan Dunia menganggap tuduhan tersebut tidak masuk akal.
“Mendokumentasikan skala sebenarnya sangat penting untuk memastikan akuntabilitas historis dan mengakui biaya penuh perang. Ini juga merupakan persyaratan hukum,” tegas mereka.