Ikhbar.com: Ribuan keluarga Palestina mulai kembali ke Kota Gaza pada Jumat, meskipun serangan udara dan tembakan dari helikopter Israel masih terdengar di beberapa wilayah.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi dimulai pada pukul 12.00 waktu setempat (09.00 GMT), tetapi situasi di lapangan tetap tegang.
Pasukan Israel menyatakan telah menempatkan diri di garis pertahanan baru sesuai perjanjian gencatan senjata, sementara komando selatan “tetap siaga untuk menanggulangi ancaman langsung”.
Baca: Peringatan Dua Tahun Perang Gaza, Dunia Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina
Namun, helikopter tempur Israel melancarkan serangan di timur Gaza City dan melakukan pengeboman di Khan Younis, wilayah selatan Gaza.
Sumber di Rumah Sakit Al-Ahli mengonfirmasi bahwa tujuh jenazah telah ditemukan sejak pagi.
“Kegiatan drone, jet tempur, dan kapal perang Israel masih tinggi sejak dini hari,” kata reporter Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, dikutip dari Al Jazeera, pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Ia menambahkan bahwa banyak keluarga menunggu di koridor Netzarim hingga tank terakhir Israel benar-benar meninggalkan wilayah tersebut.
Meskipun demikian, warga terus bergerak ke utara dengan harapan bisa kembali ke rumah-rumah mereka yang hancur akibat perang dua tahun terakhir.
Pemerintah Israel menyetujui fase pertama perjanjian gencatan senjata, yang mencakup pertukaran tawanan serta penarikan sebagian pasukan dari Gaza.
Pemimpin tim negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, menyebut kelompoknya telah menerima jaminan dari Amerika Serikat (AS) dan mediator internasional bahwa perang di Gaza “telah berakhir sepenuhnya”.
Baca: Gencatan Senjata Gaza Dimulai, Begini Respons Pemimpin Dunia
Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Hamas diberi waktu 72 jam untuk membebaskan tawanan Israel, sementara Israel akan menarik pasukan dan membuka akses bantuan kemanusiaan, termasuk 600 truk bantuan yang diizinkan masuk setiap hari.
Perlintasan Rafah juga akan dibuka kembali, memungkinkan warga Gaza yang sempat mengungsi ke Mesir untuk pulang ke rumah mereka, meski yang menanti hanyalah reruntuhan dan kenangan tentang kota yang dahulu hidup.