Ilmuwan Mengaku Mampu Hidupkan Lagi Serigala yang Punah 10 Ribu Tahun Lalu

Bayi Dire Wolf bernama Romulus lahir di laboratorium Colosal Biosciences, setelah spesies tersebut punah lebih dari 10 ribu tahun lalu. Foto: Colosal Biosciences

Ikhbar.com: Perusahaan rekayasa genetika Colossal Biosciences mengeklaim telah menghidupkan kembali spesies serigala purba yang punah lebih dari 10.000 tahun lalu, yakni dire wolf, melalui kelahiran tiga anak serigala hasil rekayasa genetik: Romulus, Remus, dan Khaleesi.

Dalam unggahan di media sosial X pada 7 April 2025, Colossal memperdengarkan suara lolongan dua anak serigala tersebut.

“Anda sedang mendengar lolongan pertama dire wolf dalam lebih dari 10.000 tahun,” tulis mereka, dikutip dari Sky News, pada Selasa, 8 April 2025.

Baca: Ilmuwan Amerika Klaim Bisa Hidupkan Kembali Gajah Purba

Romulus dan Remus lahir pada 1 Oktober 2024, sementara Khaleesi menyusul pada 31 Januari 2025.

Colossal, yang juga dikenal dengan upaya membangkitkan mammoth berbulu, menggabungkan sains genetika dengan eksplorasi bisnis untuk “memperbaiki kepunahan.”

Untuk menciptakan dire wolf, mereka merekonstruksi DNA purba dari fosil gigi berusia 13.000 tahun di Ohio, dan tulang telinga dalam berusia 72.000 tahun dari Idaho.

Gen tersebut kemudian diedit pada DNA serigala abu-abu, kerabat terdekat dire wolf, di 20 titik dalam 14 gen, yang memengaruhi warna bulu, panjang rambut, pola, ukuran tubuh, dan otot. Embrio yang telah dibuahi lantas ditanam ke anjing sebagai ibu pengganti.

Namun, para ilmuwan luar menyangsikan keberhasilan itu.

“Menarik bahwa kita bisa membuat versi fungsional dari spesies yang telah punah, tapi ini bukan dire wolf sejati,” kata ahli genetika dari Cornell University, Adam Boyko.

Ia menambahkan, anak serigala itu tidak tumbuh dalam kawanan dire wolf asli, sehingga tidak mempelajari perilaku aslinya.

Baca: Prediksi Kupu-kupu Punah kian Kuat

Kepala Ilmuwan Colossal, Beth Shapiro, mengakui anak-anak serigala ini menjalani hidup layaknya di hotel mewah.

“Mereka tidak akan terkena serpihan kayu tanpa sepengetahuan kami,” ujar Saphiro.

Majalah New Scientist pun skeptis. Mereka mencatat bahwa meski serigala abu-abu dan dire wolf memiliki 99,5% kesamaan DNA, dari sekitar 2,4 miliar pasangan basa, masih terdapat jutaan perbedaan. Dengan hanya 20 titik gen yang diedit, secara genetik mereka masih jauh dari dire wolf.

“Jika mereka terlihat seperti hewan itu, maka mereka adalah hewan itu,” pungkas Saphiro.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.