Haul Ponpes KHAS Kempek Usung Semangat ‘Ramah Lingkungan’

Poster ajakan untuk mewujudkan pesantren 'Ramah Lingkungan' di area Haul Ponpes KHAS Kempek, Cirebon. Foto: Dok. IKHBAR/FSJ

Ikhbar.com: Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, menegaskan komitmennya sebagai lembaga pendidikan Islam yang menjunjung tinggi prinsip pesantren ramah lingkungan. Komitmen ini tampak pada puncak peringatan Haul ke-36 KH Aqiel Siroj sekaligus Harlah ke-65 pesantren, yang digelar pada Sabtu, 30 Agustus 2025.

Dalam pelaksanaannya, Ponpes KHAS Kempek mengedepankan tata kelola sampah, melibatkan relawan santri kebersihan, serta memberikan edukasi langsung melalui gerakan KHAS Lestari.

Dewan Pengasuh sekaligus Kepala MA KHAS Kempek, KH Ahmad Zaeni Dahlan, menegaskan pentingnya kepedulian lingkungan dalam setiap kegiatan besar di pesantren.

“Banyak acara besar di pesantren meninggalkan tumpukan sampah. Itu harus dihentikan. Dalam Islam, hidup bersih adalah amanat. Haul ini harus menjadi bukti bahwa pesantren bisa rapi, peduli, dan menjaga lingkungan,” ujar Kiai Ahmad.

Baca: Peserta Lintas Kalangan Padati Seminar Transformasi Pesantren di KHAS Kempek Cirebon

Panitia menyediakan jalur pengelolaan sampah terpisah untuk organik, anorganik, dan residu. Para santri dilibatkan secara aktif, tidak hanya memungut sampah, tetapi juga memberi arahan kepada jemaah melalui papan informasi maupun imbauan langsung.

“Harapannya, tamu merasa nyaman sekaligus belajar bahwa haul bisa khidmat tanpa sampah berserakan,” kata Kiai Ahmad.

Ponpes KHAS Kempek sejak lama telah menggerakkan santri dalam kegiatan daur ulang, pengelolaan limbah organik dengan maggot, serta memperluas kawasan hijau di lingkungan pesantren.

Dewan Pengasuh Ponpes KHAS Kempek, KH Ahmad Saeni Dahlan (kiri) dan Koordinator Gerakan KHAS Lestari, Ny. Hj. Tho’atillah Ja’far (kanan) saat memberikan arahan kepada relawan santri dalam menciptakan suasana ‘Haul Ramah Lingkungan’. Foto: Dok. Ikhbar/FSJ

“Semua ikhtiar ini bagian dari penguatan identitas KHAS Kempek sebagai pesantren yang bersih dan berwawasan lingkungan,” tambahnya.

Momentum kampanye hijau

Rangkaian acara haul selama sepekan—mulai dari bahtsul masail, seminar nasional, hingga jalan sehat—diperkirakan menghadirkan belasan ribu jemaah. Bagi panitia, kehadiran massa besar ini justru menjadi peluang untuk mengampanyekan hidup bersih dan ramah lingkungan, sekaligus menghapus stigma bahwa pesantren identik dengan kekumuhan.

Kiai Ahmad berharap kepedulian terhadap lingkungan menjadi karakter santri yang terbawa hingga ke rumah masing-masing.

“Prinsip peduli lingkungan jangan hanya berhenti di pesantren, tetapi harus menjadi kebiasaan sehari-hari. Perubahan bisa dimulai dari hal kecil, seperti membuang sampah plastik makanan pada tempatnya,” ujarnya.

Sehari sebelum acara, KH Ahmad memimpin gerakan Jumat Bersih. Santri dikerahkan untuk mensterilkan area pesantren dari sampah dalam rangka menyambut haul dan harlah.

“Terima kasih kepada para santri atas inisiatifnya mewujudkan pesantren ramah lingkungan,” katanya.

Gerakan KHAS Lestari

Koordinator Gerakan KHAS Lestari, Ny. Hj. Tho’atillah Ja’far, menegaskan bahwa setiap Muslim memiliki kewajiban menjaga kebersihan.

“Membuang sampah pada tempatnya adalah kewajiban. Mengolah sampah memang tidak bisa sendirian, melainkan harus dilakukan bersama-sama,” ujarnya.

Menurut Ny. Tho’atillah, budaya gotong royong sangat penting agar gerakan ramah lingkungan di pesantren dapat berkelanjutan.

“Kami ingin Ponpes KHAS Kempek menjadi percontohan pesantren ramah lingkungan. Setelah acara selesai, upayakan tidak ada sampah berserakan, zero waste langsung bersih,” tandasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.