Hati-hati! Santap Gorengan saat Berbuka Picu Gangguan Pencernaan

Ilustrasi gorengan. Foto: Shutterstock

Ikhbar.com: Takjil alias sajian buka puasa di Indonesia sangat identik dengan gorengan. Tetapi makanan berminyak ini dapat memicu gangguan pencernaan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni mengimbau masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih makanan berbuka guna menjaga kesehatan lambung.

Ia menyarankan umat Muslim untuk buka puasa dengan makanan yang mudah dicerna, seperti kurma dan air putih. Langkah ini dilakukan agar lambung tidak langsung bekerja terlalu keras setelah seharian kosong.

“Saat berbuka puasa, mulailah dengan makanan yang ringan seperti kurma dan air putih. Jangan yang terlalu berat agar lambung tidak bekerja terlalu keras setelah seharian berpuasa,” ujar dr. Dini dikutip dari Antara pada Ahad, 16 Maret 2025.

Baca: Jangan Buka Puasa dengan Gorengan, Kata Pakar Kesehatan

Pasalnya, jelas dia, makanan berminyak dan berat seperti gorengan dapat memperberat kerja sistem pencernaan dan berisiko memicu naiknya asam lambung.

Selain berbuka, pola makan saat sahur juga berperan penting dalam menjaga kesehatan pencernaan selama berpuasa. Makanan kaya serat dan rendah lemak seperti oatmeal, pisang, atau roti gandum lebih disarankan.

“Hindari makanan pedas, asam, atau bersantan karena dapat memicu produksi asam lambung berlebih,” jelasnya.

Melewatkan sahur dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung karena perut dibiarkan kosong lebih lama. Konsumsi makanan dengan porsi cukup sangat dianjurkan agar energi tetap terjaga sepanjang hari.

“Pastikan untuk sahur dengan porsi yang cukup agar energi tetap terjaga sepanjang hari,” kata dr. Dini.

Selain itu, jelas dia, menjaga hidrasi tubuh juga penting dengan minum air putih yang cukup saat sahur dan berbuka. Minuman berkafein seperti kopi atau teh sebaiknya dikurangi karena dapat merangsang produksi asam lambung berlebih.

“Hindari minuman berkafein seperti kopi atau teh dalam jumlah berlebihan karena dapat merangsang produksi asam lambung,” tambahnya.

Selain makanan, stres juga dapat memperburuk gangguan pencernaan seperti maag dan GERD. Mengelola stres dengan baik melalui istirahat cukup, meditasi, atau membaca buku dapat membantu menjaga kesehatan lambung.

“Stres dapat memperburuk kondisi maag sehingga penting untuk mengelola stres dengan baik. Luangkan waktu untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang menenangkan, seperti meditasi atau membaca buku,” ujar dr. Dini.

Lebih lanjut, ia menyarankan umat Muslim untuk tidak langsung berbaring setelah makan. Sebab tindakan tersebut dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan dan menimbulkan sensasi terbakar di dada.

“Langsung tidur setelah makan dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Beri jeda sekitar 2-3 jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur,” katanya.

Gangguan pencernaan seperti maag dan asam lambung naik sering kali ditandai dengan perut kembung, mual, hingga sensasi terbakar di perut bagian atas. Faktor pemicunya bisa berasal dari pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan yang menghasilkan gas berlebih, stres, hingga emosi yang tidak stabil.

“Ada beberapa faktor yang dapat memicu maag kambuh, antara lain pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan yang memicu produksi gas, stres, hingga emosi yang tidak terkendali,” pungkasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.