Gencatan Senjata Berakhir, Israel Blokir Bantuan ke Gaza

Tenda kemah darurat di kamp Bureij untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza tengah. Foto: AFP.

Ikhbar.com: Israel menghentikan seluruh akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, sebagai bentuk tekanan agar Hamas menerima rencana Amerika Serikat (AS) terkait perpanjangan gencatan senjata.

Gencatan senjata tahap pertama berakhir pada Sabtu lalu, dan menurut Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Hamas hingga kini menolak proposal yang diajukan utusan AS, Steve Witkoff.

Baca: Israel kembali Gempur Gaza

Seorang juru bicara Hamas mengecam tindakan Israel, menyebutnya sebagai “pemerasan murahan” dan “kudeta” atas perjanjian gencatan senjata, serta mendesak mediator internasional untuk turun tangan.

Hamas menuntut agar fase kedua kesepakatan tetap dijalankan sesuai negosiasi awal, yang mencakup pembebasan sandera dan tahanan Palestina, serta penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Sebelumnya, Hamas menyatakan tidak akan menyetujui perpanjangan gencatan senjata tanpa jaminan dari mediator, yaitu AS, Qatar, dan Mesir, bahwa fase kedua akan benar-benar dilaksanakan.

Dalam pernyataannya, Netanyahu menegaskan bahwa mulai pagi ini, semua pasokan ke Gaza dihentikan.

“Israel tidak akan mengizinkan gencatan senjata tanpa pembebasan sandera kami. Jika Hamas terus menolak, akan ada konsekuensi lebih lanjut,” kata kantor Perdana Menteri Israel, dikutip dari BBC International, pada Ahad, 2 Maret 2025.

Juru bicara Hamas menanggapi keputusan tersebut dengan menyatakan bahwa, keputusan Netanyahu untuk menghentikan bantuan ke Gaza sekali lagi menunjukkan wajah buruk pendudukan Israel.

Hamas meminta komunitas internasional menekan pemerintah Israel untuk menghentikan kelaparan rakyat Palestina.

Israel mengeklaim telah menyetujui proposal AS untuk memperpanjang gencatan senjata sekitar enam minggu, bertepatan dengan Ramadan dan Paskah Yahudi.

Jika negosiasi tidak mencapai kesepakatan setelah periode tersebut, Israel menegaskan haknya untuk melanjutkan operasi militer.

Proposal yang diajukan utusan AS, Steve Witkoff, belum diumumkan secara publik. Namun, menurut pemerintah Israel, rencana ini mencakup pembebasan setengah dari seluruh sandera, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.

Israel menyatakan siap memulai negosiasi jika Hamas menerima perpanjangan gencatan senjata selama enam minggu.

Baca: Baznas Siapkan Bantuan untuk Gaza Rp750 Miliar

Fase pertama gencatan senjata, yang dimulai pada 19 Januari, berakhir pada Sabtu. Selama gencatan senjata, 33 sandera Israel dan lima sandera Thailand dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran dengan sekitar 1.900 tahanan Palestina.

Namun, negosiasi fase kedua, termasuk pembebasan seluruh sandera yang masih hidup dan penarikan pasukan Israel dari Gaza, belum menunjukkan perkembangan signifikan.

Saat ini, diperkirakan masih ada 24 sandera yang hidup, sementara 39 lainnya diyakini telah tewas.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.